Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Komoditas Pangan I RI Dipaksa Berutang Hanya untuk Impor Makanan

Sekitar Rp425 Triliun Devisa Habis Tiap Tahun Hanya untuk Impor Pangan

Foto : Sumber: Bank Indonesia - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Diminta terpisah, Manajer Riset Seknas Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Badiul Hadi, mengatakan pengelolaan pangan harus berbasis pada keadilan. Impor selain menguras devisa juga membuat pengelolaan pangan tidak merata karena merugikan petani dalam negeri. "Impor pangan hanya menguntungkan segelintir orang, RI berutang hanya untuk impor makanan," tegas Badiul. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengakhiri kebergantungan impor pangan agar kerugian negara tidak bertambah besar.

Untuk mengatasi hilangnya devisa 28 miliar dollar AS tiap tahun, pemerintah perlu memperkuat kedaulatan pangan, melalui revitalisasi sektor pertanian, peningkatan produktivitas dan kualitas sektor pertanian melalui intensifikasi diversifikasi tanaman. Selain itu juga harus menerapkan teknologi pertanian modern, irigasi pintar, bibit unggul dan akses petani pada pupuk. Kemudian, pengembangan kawasan sentra pertanian, di wilayah-wilayah strategis dan pengelolaan terpadu untuk komoditas utama (beras, jagung) dan hortikultura.

Selanjutnya, melakukan penguatan rantai pasok, membangun sistem distribusi yang efisien sehingga dapat bersaing dengan produk impor. Langkah berikutnya adalah melakukan subtitusi impor. Pemerintah perlu mendorong pengembangan industri subtitusi impor dengan memberikan insentif pada industri yang berorientasi pada subtitusi impor. Terakhir, melindungi industri lokal, menetapkan tarif kuota impor untuk melindungi produk lokal yang rentan bersaing dengan produk impor.

Sementara itu, pakar pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Surabaya, Ramdan Hidayat, mengatakan fakta yang diungkap Departemen Perdagangan AS soal nilai impor pangan Indonesia tersebut mengkhawatirkan karena akan membebani perekonomian.

"Dilihat dari jumlahnya itu sangat luar biasa, seperlima APBN kita. Jelas ini akan membayakan karena berpengaruh terhadap pengembalian utang dan ketahanan devisa kita," kata Ramdan. Sementara itu, sektor pertanian dalam negeri terancam dampak climate change, sehingga jangankan soal kuantitas, soal mutu yang menjadi syarat makan gratis akan terkendala, sehingga pemerintah memenuhinya dengan impor. "Ini memprihatinkan karena upaya membangun ketahanan pangan, tapi semakin jauh dari kedaulatan pangan," katanya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top