Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Sekitar 70 Persen Penyebab Kematian di Negara Berkembang Akibat Kanker

Foto : antara

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti (kiri atas) dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (13/2/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Di Indonesia berdasarkan data Globocan tahun 2021, dilaporkan jumlah kasus kanker payudara yang ditemukan ada sebanyak 65.858 kasus dan kasus kanker leher rahimnya (serviks) mencapai 36.633 kasus. Kedua jenis kanker itu menjadi dua penyebab kematian tertinggi pada perempuan Indonesia

Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan dari 10 juta kematian akibat kanker yang ada di dunia, sekitar 70 persen kematian di antaranya ditemukan terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.

"Jadi memang pada tahun 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperkirakan ada hampir 10 juta kematian per tahun, itu 70 persen kematiannya disebabkan oleh kanker terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (13/2).

Eva menuturkan jumlah kasus baik dalam hal kematian ataupun kasus baru di negara maju, lebih sedikit karena penanganannya yang jauh lebih baik. Sayangnya, hal serupa belum bisa diwujudkan di negara-negara berkembang.

Di Indonesia berdasarkan data Globocan tahun 2021, dilaporkan jumlah kasus kanker payudara yang ditemukan ada sebanyak 65.858 kasus dan kasus kanker leher rahimnya (serviks) mencapai 36.633 kasus. Kedua jenis kanker itu menjadi dua penyebab kematian tertinggi pada perempuan Indonesia.

"Keduanya sekaligus juga menjadi penyakit katastropik (sebuah penyakit yang membutuhkan penanganan medis lama dan berbiaya mahal) yang pembiayaannya terbesar kedua dengan estimasi sekitar tiga setengah triliun," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top