Sejumlah Negara di Eropa Dilanda Gelombang Panas dan Kelangkaan Air
Seorang pria mengenakan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari di mana suhu diperkirakan akan meningkat hingga 36 derajat celsius, di Roma, Italia,pekan lalu.
BRUSSEL - Gelombang panas yang terjadi secara kontinu di Eropa selatan dan timur telah menyebabkan lonjakan permintaan dan pemadaman listrik.
Peningkatan penggunaan unit pendingin udara dan air dingin memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada infrastruktur listrik dan air, menyebabkan banyak sistem mengalami kolaps dalam beberapa pekan terakhir.
Seperti dikutip dari Antara, Copernicus Climate Change Service Uni Eropa (UE), menjelaskan Bumi mengalami hari terpanas yang pernah tercatat pada 22 Juli, dengan suhu rata-rata global harian mencapai rekor tertinggi baru yakni 17,16 derajat Celsius.
"Saat ini, kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan seiring dengan iklim yang terus memanas, kita akan menyaksikan rekor-rekor baru yang akan dipecahkan dalam beberapa bulan dan tahun mendatang," ujar Direktur Copernicus Climate Change Service, Carlo Buontempo.
Di Italia, kota-kota seperti Roma, Napoli, dan Firenze mencatatkan suhu yang mendekati rekor tertinggi, sementara Sardinia dan Sisilia menghadapi kondisi panas yang mencapai hingga 44 derajat Celsius. Negara itu sedang meningkatkan impor energi mengingat turunnya produksi tenaga air dan penggunaan pendingin udara yang melonjak.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya