Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sejarah 12 Januari: Gempa Dahsyat Guncang Haiti, 316.000 Orang Tewas

Foto : David Gilkey/NPR

Gempa Bumi Haiti 2010.

A   A   A   Pengaturan Font

Tiga belas tahun silam pada hari ini atau tepatnya 12 Januari 2010, Haiti dilanda gempa bumi dahsyat. Negara yang hanya memiliki luas sekitar 27 ribu kilometer persegi itu porak poranda. Lebih dari 300 ribu orang diperkirakan tewas, menjadikan gempa bumi sebagai salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah.

Gempa yang terjadi pada pukul 16:53 waktu setempat itu berpusat hanya sekitar 25 kilometer dari ibu kota Haiti, Port-au-Prince. Melansir laman Britannica, guncangan awal tercatat berkekuatan 7,0 skala Richter dan segera diikuti oleh dua gempa susulan yang masing-masing berkekuatan 5,9 dan 5,5.

Lebih banyak gempa susulan terjadi pada hari-hari berikutnya. History melaporkan Delapan gempa susulan terjadi pada hari yang sama, dan setidaknya 52 gempa tercatat selama dua minggu berikutnya.

Terjadi pada kedalaman 13 kilometer, gempa dahsyat yang mengguncang Haiti cukup dangkal sehingga meningkatkan besarnya guncangan di permukaan bumi. Wilayah padat penduduk di sekitar Port-au-Prince termasuk yang paling parah terkena dampaknya.

Karena mengguncang ibu kota negara, banyak bangunan pemerintah yang juga hancur lebur. Setidaknya katedral, Istana Negara, markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), gedung parlemen dan semua rumah sakit di Port-au-Prince, luluh lantah akibat guncangan gempa.

Begitu pula bandara Port-au-Prince dan pelabuhannya yang tidak dapat beroperasi. Layanan telekomunikasi sangat terpengaruh, jalan-jalan utama juga tak dapat dilalui kendaraan.

Menurut History, hampir 300.000 bangunan yang sebagian besar adalah tempat tinggal rusak parah dan tidak dapat diperbaiki.

David Gilkey/NPR

Menggambarkan kerusakan di Port-au-Prince pasca gempa, Koresponden American National Public Radio (NPR) Jason Beaubien, yang kala itu turun langsung ke Haiti untuk meliput bencana alam tersebut, menyebut seolah-olah sebuah bom langsung menuju ke jantung kota itu.

"Sungguh, maksud saya, saya telah meliput Afrika selama empat tahun. Saya meliput tsunami dan kisah ini mengejutkan saya dengan cara yang belum pernah dialami kisah-kisah lain, sebagian karena konsentrasi kehancuran, fakta bahwa ada begitu banyak orang mati, ada begitu banyak orang yang tidak bisa tidur di malam hari. Segala sesuatu di kota semuanya benar-benar hancur. Itu benar-benar sangat intens. Itu mungkin cerita paling intens pernah saya liput dalam karir saya," ujarnya kepada NPR.

Guncangan bahkan dirasakan di beberapa bagian negara tetangga seperti Kuba, Jamaika, dan Puerto Rico, termasuk yang terparah di Republik Dominika.

Britannica mencatat banyaknya gedung yang rusak berat dikarenakan kurangnya peraturan bangunan di Haiti. Belum lagi Port-au-Prince kala itu masih dalam pemulihan dari dua badai tropis dan dua angin topan pada Agustus-September 2008.

Meskipun respons kemanusiaan segera dan luar biasa, infrastruktur Haiti yang lumpuh membuat pengiriman bantuan menjadi sulit. Situasi masih tergolong darurat enam bulan setelah gempa.

Karena banyak rumah sakit yang rusak membuat para penyintas terpaksa menunggu berhari-hari untuk mendapatkan perawatan medis. Di sisi lain, kamar mayat dengan cepat mencapai kapasitasnya, membuat banyak dari jasad korban gempa yang ditumpuk di jalanan. Pembusukan akhirnya membuat jasad-jasad itu terpaksa dikubur secara massal.

Diperkirakan sekitar tiga juta orang terkena dampak gempa tersebut. Angka ini hampir sepertiga dari total populasi negara itu. Dari jumlah tersebut, lebih dari satu juta kehilangan tempat tinggal.

David Gilkey/NPR

Korban manusia tak terhitung. Awalnya, pemerintah Haiti pada akhir Maret menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 222.570 orang, meskipun ada ketidaksepakatan yang signifikan mengenai angka pastinya, dan beberapa memperkirakan bahwa hampir seratus ribu lainnya telah tewas.

Pada Januari 2011, pejabat Haiti mengumumkan jumlah kematian akibat gempa bumi pada 12 Januari 2010 itu mencapai 316 ribu jiwa.

Seakan tak cukup menderita, wabah kolera yang dimulai pada Oktober menghinggapi tenda-tenda pengungsian dan merenggut lebih dari 3.300 nyawa. Apakah Haiti belum sepenuhnya pulih masih diperdebatkan, tetapi efek gempa bumi terlihat jelas selama dekade berikutnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top