Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Kolonialisme

Sejak Awal Belanda Takut Kehilangan Indonesia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Every Colony does or ought to exist for the benefit of the mother-country," tulis dia. Artinya setiap koloni ada atau seharusnya ada demi kepentingan negara induk.

Di Den Haag, pejabat tinggi kolonial Jean Chrétien Baud dengan sepenuh hati menyetujui hal ini. Breman mengutip apa yang dicatat Baud pada 1826, beberapa tahun sebelum diperkenalkannya sistem tanam paksa

"Mereka sama sekali tidak mendukung emansipasi dan peradaban penduduk asli yang sembrono, yang terlihat jelas di beberapa sistem. Sebaliknya, saya percaya bahwa mereka harus tetap berada dalam masa pertumbuhan selama mungkin, agar pengaruh pihak penjajah dapat diterapkan pada mereka dengan mudah," ungkap dia.

Pada 1830 Baud yang kemudian menjadi menteri koloni, menulis kepada Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch di Batavia: "Cepat atau lambat kita akan kehilangan koloni, baik karena pemberontakan internal atau serangan asing; Oleh karena itu, seseorang tidak boleh lagi membelanjakan apapun untuk hal tersebut dan hanya memperoleh apa yang dapat diperolehnya dari hal tersebut," kata dia.

Pernyataan Baud sama saja dengan pertahankan biaya di India serendah mungkin dan peras dana sebanyak mungkin. Untuk tujuan ini, Van den Bosch memperkenalkan tanam paksa, dengan menanam tebu, kopi, teh dan nila di Jawa. Pada 1850-an, pajak yang dihasilkan menyumbang 52 persen pendapatan pajak Belanda dan sekitar 4 persen produk domestik bruto.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top