Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Kolonialisme

Sejak Awal Belanda Takut Kehilangan Indonesia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pada 16 Juli tahun itu mereka memulai perjalanan pulang dengan membawa pala dan bunga pala. Di Amsterdam, rempah-rempah dijual dengan harga 320 kali lipat dari harga belinya. Namun perusahaan multinasional Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) runtuh pada 31 Desember 1799. Akibatnya Hindia kemudian jatuh ke beberapa negara, awalnya dari Republik Batavia dan kemudian, setelah pemerintahan sementara Inggris, lalu Kerajaan Belanda.

Sejak sistem Cultuurstelsel atau tanam paksa diperkenalkan pada 1830, Pulau Jawa hampir menjadi sebuah perkebunan besar. Para petani harus bekerja keras untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin untuk kas pemerintah.

Sejak 1870 dan seterusnya, Cultuurstelsel secara bertahap dihapuskan dan koloni dibuka untuk modal swasta. Hal ini tetap terjadi ketika disela oleh pendudukan Jepang antara 1942-1945 hingga penyerahan kedaulatan 27 Desember 1949.

Namun, ketika Indonesia merdeka, para pengusaha Belanda harus mengemasi barang-barang mereka ketika Jakarta menasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda pada 1957. Modal yang ditanam di sana menguap seluruhnya.

Apa yang dibidik Belanda di Hindia Belanda terlihat dari kutipan mencolok pada masa pemerintahan sementara Inggris (1810-1816). Pensiunan profesor sosiologi komparatif Jan Breman menyebutkan hal itu dalam bukunya Kolonialisme en Racisme yang diterbitkan pada 2023. Penguasa Inggris di Hindia Timur, Thomas Stamford Raffles, mempunyai penasihat utama Belanda: Herman Muntinghe yang pernah menulis secara blak-blakan kepada Raffles dalam Bahasa Inggris.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top