Segera Benahi Sektor Riil Agar Jurang Ketimpangan Tidak Semakin Curam
MAKANAN RAKYAT BAHAN BAKUNYA IMPOR I Perajin memproduksi tempe di Kendal, Jawa Tengah. Di Indonesia tempe dikenal sebagai makanan sejuta umat. Namun sebanyak 70 persen kedelai sebagai bahan baku tempe adalah hasil impor.
Dalam upaya memulihkan ekonomi, pemerintah harus mati-matian berpihak ke sektor riil yang produktif agar tidak semakin banyak yang sekarat dan mati.
"Kalau banyak yang mati maka lapangan kerja makin banyak yang hilang, kita akan banyak menghabiskan devisa untuk impor, sehingga tidak akan bisa bangkit, sehingga upaya memulihkan ekonomi akan tertinggal oleh negara-negara lain," kata Bhima.
Lebih lanjut, Badiul mengatakan untuk bisa membangun kembali sektor riil yang sudah mati membutuhkan waktu 3-5 tahun atau bisa sampai satu masa jabatan kepemimpinan. Pemerintah katanya seharusnya memperkuat sektor riil dengan pendanaan, sistem perpajakan dan kebijakan yang proaktif membangun sektor riil dan sektor produktif.
Pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya masih punya waktu tiga tahun untuk memperkuat sektor riil yang produktif sehingga Indonesia bisa menjadi lebih sehat, kuat, dan kemakmuran rakyat lebih merata. "Inilah waktu yang tepat untuk pemerataan dan mensejahterahkan rakyat. Jika tidak segera, maka tiga tahun ke depan, jurang ketimpangan akan semakin curam," katanya.
Untuk mempercepat pemerataan, maka harus dilakukan sekarang dengan mempertahankan industri dan usaha yang sudah ada di dalam negeri serta tidak dibiarkan sekarat, rusak, dan bangkrut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya