Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Krisis I Injeksi Likuiditas ke Perbankan Digunakan Biayai Properti

Segera Benahi Sektor Riil Agar Jurang Ketimpangan Tidak Semakin Curam

Foto : ANTARA/HARVIYAN PERDANA PUTRA

MAKANAN RAKYAT BAHAN BAKUNYA IMPOR I Perajin memproduksi tempe di Kendal, Jawa Tengah. Di Indonesia tempe dikenal sebagai makanan sejuta umat. Namun sebanyak 70 persen kedelai sebagai bahan baku tempe adalah hasil impor.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebab itu, setiap rupiah pembiayaan dari APBN maupun perbankan harus dipastikan dananya akan berputar terus menerus di dalam negeri. Barang yang dikonsumsi harusnya bisa diproduksi di dalam negeri, sehingga menghemat devisa. Bahkan, kalau bisa produksi dalam negeri diekspor untuk menghasilkan devisa.

"Inilah yang disebut produktif, dihasilkan di dalam negeri, terutama pangan dan sandang. Kalau kita fokus pada industri dalam negeri, maka sektor pertanian nasional juga harus didukung Negara, tidak boleh dibiarkan mati dengan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)," katanya.

Ekonomi Harus Tumbuh

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudisthira mengatakan rencana pengenaan PPN ke kebutuhan pokok itu keliru. Pemerintah hanya berupaya mengejar penerimaan pajak dari transaksi karena kebutuhan. Padahal, yang benar, pajak akan naik jika ekonomi tumbuh, sehingga otomatis tecermin dari naiknya Pajak Penghasilan (PPh) Badan.

Anehnya lagi, banyak yang tidak produktif malah dibebaskan pajaknya, seperti royalti batubara, namun sektor seperti Energi Baru Terbarukan (EBT) hanya dijanjikan, realisasinya belum.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top