Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Riil

Perlu Insentif yang Jelas guna Memacu Kembali Manufaktur

Foto : Sumber: BPS - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sektor manufaktur mengalami berbagai tantangan yang menyebabkan performanya tidak maksimal. Padahal, manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.

Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEUI), Teuku Riefky, mengatakan tantangan manufaktur itu mulai dari daya saing dan produktivitas tenaga kerja yang rendah, minimnya investasi yang masuk, iklim persaingan usaha, serta infrastruktur pendukung yang belum memadai.

Sebab itu, dia memandang perlu adanya kejelasan insentif yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kembali pertumbuhan industri manufaktur. "Industri kita perlu diekspose pada persaingan dengan produk-produk luar disertai dengan insentif. Namun bukan berarti harus diproteksi secara utuh, kemudian tidak terekspose dari sisi persaingan terhadap kondisi global," kata Riefky, di Jakarta, Minggu (7/4).

Dari sisi kebijakan fiskal seperti bea masuk dan sebagainya ikut punya andil dalam daya saing sektor industri manufaktur Indonesia.

"Banyak kebijakan dari sisi regulasi, investasi, perbaikan infrastruktur, kemudahan berusaha, serta regulasi terkait misalnya akuisisi lahan yang memberikan dampak negatif terhadap industri dalam negeri," kata Riefky.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top