Sedang Patroli, Tiga Tentara Penjaga Perdamaian PBB Tewas dalam Serangan di Mali
Sejumlah tentara penjaga perdamaian misi PBB di Mali MINUSMA berpatroli di jalanan Kota Gao, Mali, pada 24 Juli 2019.
Foto: AFPJAKARTA - Tiga anggota pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tewas dan tiga lainnya terluka parah ketika kendaraan mereka menabrak sebuah bom rakitan di Mali utara Senin (17/10), kata seorang juru bicara PBB seperti dikutip VOA, Selasa.
Para militan Islam, sebagian terkait Al Qaeda dan ISIS, telah melancarkan pemberontakan di wilayah Mali utara selama satu dekade terakhir.
Pasukan penjaga perdamaian sedang melakukan patroli pencarian dan pendeteksian ranjau di desa Tessalit, di wilayah Kidal, Mali utara, ketika mereka diserang, kata juru bicara Stephane Dujarric kepada wartawan.
"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga penjaga perdamaian, kepada rekan-rekan kami dalam misi dan kami mendoakan kesembuhan segera untuk mereka yang terluka," kata Dujarric.
MINUSMA - Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Mali - saat ini memiliki sekitar 12.000 personel militer yang dikerahkan di negara itu.
Setidaknya 174 penjaga perdamaian tewas dalam aksi-aksi permusuhan di Mali sejak misi itu dimulai pada 2013, menjadikannya misi penjaga perdamaian PBB yang paling mematikan di dunia.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: -
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Menko Zulkifli Tegaskan Impor Singkong dan Tapioka Akan Dibatasi
- 2 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 3 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 4 Peneliti Korsel Temukan Fenomena Mekanika Kuantum
- 5 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
Berita Terkini
- Sukses di 2024, Tahun Ini PDC Dorong Kinerja ke Level yang Lebih Tinggi
- Dukung Perkembangan Transportasi Publik, Trainset Import Bongkar di Pelabuhan Tanjung Priok Berjalan Lancar
- Transformasi Digital dan Kinerja Keuangan BNI Dapat Apresiasi DPR
- Trump Tegaskan Tarif Impor untuk Kanada, Tiongkok, dan Meksiko Bukan Alat Negosiasi
- Tiga teori Mengapa 'Keajaiban Ekonomi' Tiongkok Menemui Jalan Buntu