Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sedang Digodog, Pengusulan Pancasila sebagai Memory of The World UNESCO

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Demikian tiga alasan mengapa pengusulan Pancasila sebagai "memory of the world" ini sangat penting dan perlu diapresiasi. Terima kasih untuk Pusat Studi Pancasila UGM yang sudah mengupayakan ini," imbuhnya.

Dukungan Pancasila sebagai Memory of The World (MoW) UNESCO juga datang dari Prof. Dr. Sulistiowati, S.H., M.Hum, Ketua Senat UGM, saat membuka Temu Ilmiah. Menurutnya, sebagai falsafah bangsa Indonesia, Pancasila sesungguhnya dipelajari oleh para ilmuwan dan guru besar. Mereka memang sangat ingin mendalami falsafat bangsa Indonesia yang dinilainya bersifat universal.

"Soal Pancasila ini dapat ditemukan. Bahkan, dikembangkan di berbagai belahan dunia bahwa mereka juga mengapresiasi Pancasila yang mampu menyatukan bangsa Indonesia yang sangat beragam dengan banyak jumlah pulau, banyak jenis budaya, suku bangsa yang dapat bersatu," katanya.

Agus Wahyudi, Ph.D selaku Kepala Pusat Studi Pancasila UGM menambahkan apresiasi lain yang turut mendukung langkah pencapaian Pancasila sebagai memori kolektif dunia adalah telah ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila yang berdasar pada Keputusan Presiden (Keppres) No. 24 Tahun 2016. Keppres tersebut memberi penjelasan bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi, sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Selain itu, dokumen sejarah pendukung lainnya seperti keberadaan Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 tidak hanya memiliki makna penting bagi bangsa Indonesia, melainkan juga dunia internasional. Gagasan tersebut telah meriwayatkan bahwa cita-cita Pancasila sebagai Dasar Negara tidak semata untuk Indonesia, melainkan untuk peradaban dunia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top