Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sedang Digodog, Pengusulan Pancasila sebagai Memory of The World UNESCO

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Alasankedua, menurut Dekan yang tak kalah penting adalah mengenalkan Pancasila sebagai tawaran paradigmatik untuk dunia. Sejak pertama kali dirumuskan, Pancasila memang didesain sebagai dasar negara Indonesia, meski begitu ia merupakan hasil dari proses intertekstual dengan ide-ide besar dunia, karenanya Pancasila layak untuk diperkenalkan kepada dunia sebagai sumbangan Indonesia.

Dalam konteks ini, Indonesia menjadi titik temu (melting pot) berbagai macam ide besar dunia. Dengan demikian, yang paling penting untuk dijadikan sebagai memori kolektif sebenarnya bukan Pancasila sebagai produk yang sudah jadi, melainkan bagaimana Pancasila lahir dari proses intertekstual, proses sintesis, atas ide-ide besar dunia.

"Ia bisa menjadi tawaran paradigmatik untuk dunia bagaimana kita seharusnya menerima dan meramu berbagai macam pandangan sehingga menjadi satu pandangan dunia yang konsisten dan koheren satu sama lain," terangnya.

Alasan ketiga, kata Siti Murtiningsih, terkait mengawetkan memori kolektif tentang Pancasila. Pancasila sebagai sebuah produk yang sudah jadi mungkin sudah dihafal dengan sangat baik oleh hampir seluruh rakyat Indonesia. Rasanya sulit membayangkan muncul satu generasi yang sepenuhnya lupa akan sila-sila dalam Pancasila, sebab Pancasila kerap kali dibacakan di setiap upacara sekolah.

Meski sebagai sebuah proses sistesis, proses intertekstual, Pancasila dinilai masih belum menjelma sabagai memori kolektif masyarakat Indonesia. Karena itu, dengan mengusulkan Pancasila sebagai "memory of the world" diharapkan masyarakat punya ingatan kolektif bahwa Pancasila adalah hasil dari proses sintesis.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top