Saudi Beri Syarat Khusus bagi Perusahaan Asing yang Ingin Dapat Kontrak
Foto dokumen: Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed al-Jadaan memberi isyarat saat dia berbicara selama konferensi pers untuk mengumumkan anggaran negara 2021, di Riyadh, Arab Saudi 15 Desember 2020.
Foto: ANTARA/REUTERS/Ahmed YosriLondon - Pemerintah Arab Saudi memberikan persyaratan khusus bagi semua perusahaan asing yang ingin mendapatkan tanda tangan kontrak investasi di negara tersebut. Pemerintah mewajibakan perusahaan tersebut mendirikan kantor pusat regional di Saudi pada 2024.
Arab Saudi, ekonomi terbesar di kawasan dan pengekspor minyak terbesar di dunia, berencana untuk menghentikan kontrak dengan perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga komersial yang kantor pusat regionalnya tidak berlokasi di kerajaan dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mendorong perusahaan asing membuka kehadiran permanen di dalam negeri yang akan membantu menciptakan lapangan pekerjaan lokal.
Namun, mereka bebas untuk bekerja dengan sektor swasta.
"Jika sebuah perusahaan menolak untuk memindahkan markas mereka ke Arab Saudi, itu benar-benar hak mereka dan mereka akan terus memiliki kebebasan untuk bekerja dengan sektor swasta di Arab Saudi," kata Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed al-Jadaan, awal pekan ini. "Tapi selama itu terkait dengan kontrak pemerintah, mereka harus punya kantor pusat regional di sini."
Dia menambahkan beberapa sektor akan dibebaskan dari keputusan tersebut dan regulasi rinci akan dikeluarkan sebelum akhir 2021.
"Arab Saudi memiliki ekonomi dan populasi terbesar di kawasan ini, sementara pangsa kantor pusat regional kami tidak berarti, kurang dari lima persen saat ini. Bisa dibayangkan apa arti keputusan ini dari segi FDI (investasi asing langsung), transfer ilmu dan penciptaan lapangan kerja," jelas Jadaan.
Penguasa de-facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammad bin Salman, berjanji untuk membuka kerajaan dan memperkuat ekonominya di bawah strategi reformasi ambisius yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja bagi jutaan pemuda Saudi.
Perusahaan asing selama bertahun-tahun menggunakan negara tetangga Uni Emirat Arab sebagai batu loncatan untuk operasi regional mereka, termasuk untuk Arab Saudi.
Jadaan mengatakan lingkungan bisnis saat ini memiliki ruang untuk perbaikan dan bahwa pemerintah akan menyelesaikan reformasi peradilan dan peraturan serta meningkatkan kualitas hidup sehingga perusahaan dan masyarakat merasa nyaman pindah ke Riyadh.
Di saat yang sama, ia menekankan bahwa Dubai sebagai pusat bisnis regional utama memiliki keunggulan kompetitifnya sendiri. "Kami akan terus saling melengkapi dan memiliki persaingan yang sehat," ujarnya.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Kaum Ibu Punya Peran Penting Tangani Stunting
- Trump Tunjuk Produser 'The Apprentice', Mark Burnett, sebagai Utusan Khusus untuk Inggris
- Presiden Prabowo Terbitkan Perpres 202/2024 tentang Pembentukan Dewan Pertahanan Nasional
- 7 Obat Herbal Ini Ampuh Mengobati Nyeri Haid
- Wamen ESDM Pantau Kesiapan Pasokan Energi di SPBU Rest Area Batang