Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sastra dan Sejarah Berfungsi Ingatkan Kolektif Bangsa

Foto : Istimewa

Sasarehan daring seri ke-5 yang digelar organisasi penulis Satupena bertema Sejarah dalam Sastra, di Jakarta, Minggu (10/10).

A   A   A   Pengaturan Font

Mantan wartawan yang kemudian menjadi novelis dan memperdalam antropologi, Nusya Kuswantin menceritakan bagaimana proses kreatifnya melahirkan novel berlatar belakang peristiwa mencekam tahun 1965.

"Profesi saya sebagai wartawan dan tempat tinggal saya di Banyuwangi, membuat orang bertanya tentang banyak hal. Juga mereka meneritakan pengalaman masa lalunya. Ini awalnya yang membuat saya terdorong serius mendalami masalah terkait peristiwa '65," katanya.

Secara personal, Nusya menceritakan bagaimana kesulitan mengambil sudut pandang, siapa aku dan bagimana nanti jika novel ini terbit.

"Ibu pernah menyarankan agar jangan menerbitkan soal ini dulu, tunggu situasi benar-benar aman. Akhirnya setelah saya kuliah lagi di Yogyakarta dan kondisi di sana sangat memungkinkan, keberanian untuk menerbitkan novel berjudul Lasmi semakin tinggi," ungkap Nusya.

Begitu juga cerita peneliti dan penulis sejarah Amurwani Dwi Lestariningsih. PNS di Kemendikbudristek ini juga menceritakan bagaimana awal mula tertarik menulis terkait peristiwa 65, khsusunya dari sudut perempuan yakni para tahanan wanita yang tanpa diadili tapi harus mendekam di penjara dan menderita lama di jeruji besi masa Orde Baru.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top