Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Warga Tegallinggah, Bali Ingin Gaet Banyak Turis dari Wisata Sejarah

Foto : ANTARA/Ni Luh Rhismawati

Anggota DPD Made Mangku Pastika berfoto dengan warga Tegallinggah di Gianyar, Rabu (21/2/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

Gianyar - Para tokoh dan warga Tegallinggah, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Bali, ingin menggaet lebih banyak kunjungan wisatawan ke daerah itu dengan berbekal potensi peninggalan sejarah beserta keindahan alam dan aktivitas perikanan yang dimiliki desa setempat.

"Kami sudah membuat sejumlah terobosan untuk mengembangkan pariwisata di desa kami. Bahkan sudah dibentuk yayasan yang secara khusus menangani pariwisata ini," kata Bandesa Adat Tegallinggah Ketut Patra Asmara di Gianyar, Rabu.

Ketut Patra beserta sejumlah tokoh desa setempat menyampaikan harapan pengembangan salah satu desa wisata di Kabupaten Gianyar itu saat menerima kunjungan anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika yang mengadakan kegiatan reses.

Desa Adat Tegallinggah yang asri dengan rimbunnya pepohonan itu memiliki situs Candi Tebing Tegallinggah yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Pakerisan. Selain itu juga ada sejumlah pancuran.

Menurut para ahli, Candi Tebing Tegallinggah adalah sebuah kompleks pertapaan yang belum selesai dibangun. Candi ini ditemukan pada 1952 oleh ahli purbakala asal Belanda bernama Krijgsman, yang saat itu menjabat Kepala Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Bali.

Selama ini, Tegallinggah dengan potensi sejarahnya itu lebih banyak didatangi wisatawan dari kawasan Benua Eropa yang mengadakan yoga maupun meditasi.

Selain itu wisatawan juga dapat menikmati wisata tubing (rekreasi menyusuri sungai dengan menggunakan ban) dan tracking (kegiatan rekreasi dengan berjalan kaki), serta dapat menikmati kuliner dari hasil budidaya perikanan setempat.

Patra mengatakan sejumlah upaya promosi sudah dilakukan, namun belum mampu menggaet lebih banyak wisatawan ke daerah itu. Pihaknya berharap ada kiat-kiat yang bisa diberikan sehingga mendongkrak kunjungan wisatawan.

Saba Desa Tegallinggah Ketut Pasek Lanang Sadia mengatakan di desa setempat juga dikembangkan pertanian dan perikanan. Namun, sejauh ini yang masih menjadi kendala terletak pada harga pakan ikan yang mahal.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mengatakan di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar itu potensi wisatanya sangat lengkap. Salah satu keunikan dapat ditemui di Tegallinggah yang berada di Blahbatuh.

"Semua ada di sini dan tak kalah dengan daerah lainnya. Mulai dari laut, sungai, kesenian, kerajinan dan peninggalan purbakala seperti Candi Tebing. Namun sejauh ini Blahbatuh belum maksimal bisa menjual potensinya untuk mendatangkan turis," ujarnya.

Menurut dia, Desa Ubud yang tak jauh dari Blahbatuh bisa terkenal dan lebih hebat juga tidak terlepas dari masifnya promosi termasuk cerita dari para tokoh asing di sana seperti Antonio Blanco, Rudolf Bonnet dan tokoh lainnya.

"Jadi kita bisa belajar dari sana dalam hal trik 'menjual' apa yang kita punya. Apa yang dilakukan di sana dan apa yang bisa diterapkan di sini," ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Pastika berpandangan selama ini masalahnya ada di pemasaran. Semestinya sosialisasi dapat dilakukan lebih masif dan melibatkan anak muda yang jago teknologi informasi. "Tegallinggah ini perlu dipromosikan dengan baik dan dibuatkan narasinya secara tepat," ucapnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menggerakkan dan melibatkan anak muda dalam pembangunan termasuk promosi melalui media sosial.

"Jangan anggap anak muda tidak hebat, mereka itu hebat-hebat dan melek teknologi. Selain itu perlu mengajari mereka bisa bertani dan kerja lainnya untuk mengelola potensi lingkungannya agar berkembang," katanya.

Selanjutnya bisa mengundang tokoh-tokoh pariwisata ke sini sehingga mereka nantinya juga dapat menjadi agen untuk mempromosikan. Selain itu buatkan wisatawan terkait paket-paket wisata dan kuliner yang mereka tidak punya.

"Orang-orang di Ubud itu ilmu pemasarannya yang hebat, padahal sesungguhnya barang yang ditawarkan sama saja. Oleh karena itu diperlukan orang-orang yang pandai 'ngecap' di sini," ujar Pastika yang tak maju lagi dalam Pemilu 2024 ini.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top