Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sadis! Tak Lagi Jadi Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa Sembunyikan "Harta Karun" Fantastis di Negara Ini

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Keluarga mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksadiduga memiliki berbagai harta karun di sejumlah negara, termasukSwiss yang dikenal sebagai salah satu surga pajak.
Hal itu diungkap Konsorsium Internasional untuk Jurnalis Investigatif (ICIJ) dalam Pandora Papers pada Oktober 2021. Dalam laporan itu disebutkan satu anggota dinasti Rajapaksa, Nirupama Rajapaksa, dikabarkan memiliki 31 karya seni mewah yang kini tersimpan di Swiss.

Sebanyak 31 karya seni tersebut, termasuk sejumlah lukisan, jika ditotal memiliki nilai hampir US$1 juta atau sekitar Rp14 miliar.

ICIJ mengungkap perusahaan cangkang di Samoa dengan nama Pacific Commodities Ltd, terdaftar sebagai pemilik karya-karya seni tersebut. Namun, lanjut organisasi itu, berdasarkan dokumen dari penyedia layanan keuangan Asiaciti Trust, Thirukumar Nadesan, suami dari suami Nirupuma Rajapaksa, adalah pemilik sebenarnya.

Nirupuma merupakan sepupu dari eks Presiden Gotabaya Rajapaksa.

ICIJ menyatakan pasangan Nadesan-Rajapaksa diduga membangun perusahaan cangkang kala perang sipil di Sri Lanka untuk menyimpan karya seni, apartemen mewah, dana, dan aset lain secara diam-diam.

Sampai pada 2017, perusahaan cangkang Nirupama dan Nadesan memiliki nilai aset sekitar US$18 juta atau sekitar Rp260 miliar.

Sementara itu, dalam surel yang dikirimkan ke Asiaciti, penasihat Nadesan mengutarakan jumlah kekayaannya pada 2011 mencapai lebih dari US$160 juta atau Rp2,3 triliun.

Tidak hanya itu meski demikian, angka tersebut masih belum bisa diverifikasi oleh Konsorsium Internasional untuk Jurnalis Investigatif.

Nirupama dan Nadesan juga disebut-sebut sempat membeli apartemen mewah di Sydney menggunakan nama perusahaan cangkang lain, Rosetti Ltd.

Perusahaan itu juga dipergunakan untuk membeli tiga apartemen mewah di London, salah satunya di dekat Sungai Thames yang mereka jual dengan harga US$850 ribu atau Rp12 miliar.

Sementara itu, dua apartemen lain memiliki nilai lebih dari US$4 juta kini disewakan untuk tujuan komersial.

Ketika dimintai respons oleh ICIJ, Nirupama dan Nadesan mengatakan "masalah pribadi mereka ditangani oleh [kedua orang itu] dengan baik bersama penasihat mereka." Keduanya juga tidak mengomentari pertanyaan mengenai perusahaan yang mereka miliki.

Nadesan sendiri pernah ditangkap pada 2016 lalu karena keterlibatannya pada persoalan tanah di Malwana, kota di bagian barat Sri Lanka.

Kondisi Sri Lankasendiri saat ini mengalami kebangkrutan karena krisis hutan dan kenaikan harga pangan serta energi. Rajapaksasendiri mundur dan kini negara itu dipimpin oleh RanilWickremesinghe, mantan perdana menteri.



Editor : Fiter Bagus
Penulis : Mafani Fidesya

Komentar

Komentar
()

Top