Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Saat Kaum Urban Menikmati Teh

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Benarkah minum secangkir teh ini sudah menjadi tren gaya hidup baru? Setidaknya dari keberanian membuka kedai khusus teh yang menentang bisa jadi jawaban. Kebiasaan kelas menengah Indonesia yang secara berkala mengeluarkan puluhan ribu rupiah di kedai kopi waralaba, namun jarang atau tidak pernah membeli teh dengan harga sama. Ini menyiratkan hal itu.

"Jujur saja, kalau minum secangkir teh dengan harga yang mahal tidak sepadanlah. Teh mestinya bisa lebih murah dari harga kopi. Jarang juga saya pesan teh. Kalau rasa tehnya lain dari yang lain, untuk coba saja sih saya rela mengeluarkan kocek yang lebih mahal," aku Rizky, karyawan swasta yang berkerja di bidang advertising.

Harus diakui kebiasaan konsumen Indonesia menyeruput teh dengan harga murah sejatinya sudah terbentuk pada era penjajahan Belanda.

Menurut Tea Master asal Bandung Oza Sudewo, Awalnya tradisi minum teh celup berasal dari Eropa, yang kemudian dibawa Belanda ke Indonesia. Meski, pada awalnya tradisi minum teh berasal dari Cina dan Jepang.

Tradisi teh celup itulah yang kemudian terbawa ke Indonesia sampai saat ini. Tidak banyak orang yang mengetahui, bagaimana teh yang baik. Meski, menurut Oza, teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi ke dua setelah air putih. "Kalau teh tubruk, ini memang tradisi orang Indonesia. Ketika masa penjajahan, yang kemudian terbawa sampai sekarang," jelasnya pekan lalu di Jakarta.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top