Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Saat Kaum Urban Menikmati Teh

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Teh yang disajikan dengan tempat yang cozy seperti di cafe, akan memunculkan aroma khas yang bisa menjadi penenang jiwa.

Selain kopi, seduhan teh adalah minuman yang melegenda. Bahkan teh sudh menjadi minuman pagi yang wajib bagi sebagian orang saat di rumah.

Namun menikmati secangkir teh di kedai khusus masih sangat jarang terdengar. Tetapi bukan berarti tidak ada, karena kini mulai banyak dicari. Beberapa resto sudah menyediakan aneka varian teh. Sensasi menyeruput secangkir teh sebagai gaya hidup baru bisa Anda rasakan saat berada di tempat khusus.

Oki Septian, misalnya. Lelaki berusia 27 tahun ini mengaku mengaku rutin menikmati teh di salah satu restoran di Jakarta, setidaknya dua kali dalam satu bulan. "Saya suka ke sini karena suka minum teh. Banyak sekali jenis tehnya kalo tidak salah ada 80 jenis di sini. Harganya pun masih terjangkaulah," ungkap Oki.

Harga secangkir teh di resto ini mencapai puluhan ribu rupiah.Terletak di bilangan Mayestik, Jakarta Selatan, dan kini banyak buka cabang salah satunya di Grand Indonesia Mall.

Menurut Oki, semula dia senang berkunjungnya di restoran tersebut yang di kawasan Kebayoran Baru, tetapi karena sudah ada cabang, dia pun lebih sering berkunjung di kedai yang terletak di Grand Indonesia Mall.

"Tempatnya gak terlalu jauh dari tempat kerja saya. Enak aja, kalo pulang kerja bisa nongkrong dulu di sini, sambil menikmati teh. Saya memang penggemar teh dan tidak terlalu suka kopi," akunya.

Di kedai teh ini, pengunjung yang datang tidak hanya diberi menu daftar makanan tapi juga sebuah buku berisi puluhan macam minuman teh dengan harga antara 30.000 hingga 60.000 rupiah.

Namun, meski dibanderol dengan harga demikian, pengunjung terus berdatangan.

Tak hanya di situ, di Jakarta ada juga butik khusus teh, yakni TWG yang merupakan merek dari The Wellness Group. Merek teh TWG sekaligus butik dan salon teh ini merupakan cabang dari butik pertama mereka di Singapura pada 2008 lalu. Butik teh ini mengoleksi lebih dari 800 jenis teh dari 42 kawasan di 36 negara.

Teh Indonesia yang masuk dalam koleksi TWG baru dua jenis, yakni Malabar dan Talun dari Jawa Barat. Tak hanya di Jakarta, kedai kedai teh juga sudah banyak bermunculan. Di Bandung, ada kedai dan kafe kafe baru menyajikan aneka teh sebagai menu utamanya. Baik sebagai minuman atau camilan makanan.

Gaya Hidup

Benarkah minum secangkir teh ini sudah menjadi tren gaya hidup baru? Setidaknya dari keberanian membuka kedai khusus teh yang menentang bisa jadi jawaban. Kebiasaan kelas menengah Indonesia yang secara berkala mengeluarkan puluhan ribu rupiah di kedai kopi waralaba, namun jarang atau tidak pernah membeli teh dengan harga sama. Ini menyiratkan hal itu.

"Jujur saja, kalau minum secangkir teh dengan harga yang mahal tidak sepadanlah. Teh mestinya bisa lebih murah dari harga kopi. Jarang juga saya pesan teh. Kalau rasa tehnya lain dari yang lain, untuk coba saja sih saya rela mengeluarkan kocek yang lebih mahal," aku Rizky, karyawan swasta yang berkerja di bidang advertising.

Harus diakui kebiasaan konsumen Indonesia menyeruput teh dengan harga murah sejatinya sudah terbentuk pada era penjajahan Belanda.

Menurut Tea Master asal Bandung Oza Sudewo, Awalnya tradisi minum teh celup berasal dari Eropa, yang kemudian dibawa Belanda ke Indonesia. Meski, pada awalnya tradisi minum teh berasal dari Cina dan Jepang.

Tradisi teh celup itulah yang kemudian terbawa ke Indonesia sampai saat ini. Tidak banyak orang yang mengetahui, bagaimana teh yang baik. Meski, menurut Oza, teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi ke dua setelah air putih. "Kalau teh tubruk, ini memang tradisi orang Indonesia. Ketika masa penjajahan, yang kemudian terbawa sampai sekarang," jelasnya pekan lalu di Jakarta.

Ketika masa penjajahan, lanjut Oza, bangsa pribumi dilarang menikmati hasil bumi. Tapi karena ingin mengetahui rasanya, akhirnya bangsa pribumi menggunakan daun-daun sisa dan juga batang daun teh. Dan jadilah teh tubruk. "Sekarang, teh tubruk diberi sedikit melati, supaya rasanya khas," ujarnya.

Kompetisi

Jika di beberapa negara minum teh menjadi tradisi yang diminum dengan berbagai ritual khusus, berbeda halnya dengan Indonesia. Teh menjadi minuman sehari-hari yang diminum kapan saja.

Namun seiring perkembangan, saat ini banyak inovasi minuman termasuk teh. Dan kondisi tersebut juga telah melahirkan banyak minat generasi muda yang ingin tahu lebih banyak soal teh itu.

Salah satu cara memopulerkan teh ini, menurut Oza Sudewo yakni dengan dengan gelarnya kompetisi.

Seperti 'Tea Masters Cup' yang digelar pertama kali di Indonesia, 24-25 Juli lalu di Jiexpo Kemayoran Jakarta.

Kompetisi ini bertujuan untuk menemukan seorang master teh terampil dan mampu untuk mengolah ragam jenis teh sehingga dapat menghasilkan teh terbaik yang siap dikonsumsi.

Oza yang juga merupakan Indonesian Tea Specialist, ini mengatakan, dari tahun ke tahun setiap negara mengirimkan perwakilannya. Dan tahun ini adalah yang pertama Indonesia mengirim wakilnya.

"Melalui kompetisi ini sebagai cara untuk memperkenalkan spesial teh yang memang lagi naik daun. Nantinya jika ikut, diperlombakan, supaya suatu saat bisa diperkenalkan dan terlibat di dalam Speciality Tea," katanya.

Di lain sisi, kompetisi ini adalah cara terbaik untuk mempromosikan teh Indonesia di kancah internasional, supaya makin dikenal dan makin berkembang.

"Sebagai salah satu negara penghasil teh berkualitas terbaik, kehadiran Indonesia akan menjadi sangat penting untuk mengembangkan teh di dunia karena teh Indonesia memiliki berbagai karakter dan keharuman yang khas," jelasnya.yun/E-6

Menikmati Kualitas Teh dari Teknik Menyeduh

Ingin mendapatkan rasa teh yang nikmat? Jangan asal menyeduh. Sebab, menyeduh teh juga membutuhkan teknik, serupa menyeduh kopi. Cara ini perlu dilakukan untuk memunculkan rasa dan aroma asli tehnya. Indonesian Tea Specialis Oza Sudewo memberikan tips - tips nya ini.

Setiap teh membutuhkan teknik menyeduh yang berbeda. Tapi triknya tetap sama, seperti jangan menembakkan air panas langsung pada daun teh. "Sebaiknya air panas ditembakkan ke dinding teko untuk menyeduh," kata Oza.

Ahli teh asal Bandung ini menjelaskan, air panas yang langsung mengenai daun teh akan menciptakan rasa getir di lidah dan tenggorokkan. Begitu juga dengan teh yang terlalu lama direndam dalam air panas. Karena itu, ketika teh siap disajikan, sebaiknya daun teh langsung diangkat.

Suhu air panas yang dipakai untuk setiap jenis teh juga berbeda. Tergantung oksidasinya. Menurut Oza, suhu air panas yang baik untuk menyeduh teh putih atau white tea adalah 60-90 derajat celsius, dengan waktu menyeduh hingga tiga menit.

Sementara untuk teh hijau, suhu air panasnya serupa dengan teh putih, tetapi waktu menyeduhnya lebih singkat. Yakni dua hingga tiga menit saja. Sedangkan untuk teh hitam, air yang digunakan harus lebih panas. Sekitar 100 derajat celsius, dan waktu seduh tiga hingga lima menit.

Selain membagikan teknik menyeduh, Oza juga memberikan trik menyeduh untuk mendapatkan teh yang nikmat. Menurutnya, ketika menyeduh teh jangan seperti dalam iklan, menggerakkan kantung teh ke atas dan ke bawah, demi mempersingkat waktu seduh.

"Sebaiknya, diamkan saja kantung teh di dalam teko selama waktu yang dibutuhkan. Jangan lupa, setelah menuangkan air panas tutup gelas atau tekonya supaya aromanya tidak menguap," paparnya.

Daun Terbaik

Menurut Oza ada beberapa jenis teh terbaik. Seperti Teh Putih, Teh Hijau, Teh Oolong, Teh Hitam, dan Teh Pu Erh. Dan teh yang akan menghasilkan rasa yang nikmat, adalah bentuknya bukan bubuk. Tetapi masih berbentuk daun.

"Teh yang baik sebenarnya bentuknya masih berupa daun, daun kering. Sementara teh yang kita kenal, teh celup. Coba buka saja kantong tehnya," katanya.

Kelebihan teh yang wujudnya berupa daun kering, selain rasanya yang khas saat diseduh, aromanya pun lebih harum. Meski belum tersentuh air panas. yun/E-6

Komentar

Komentar
()

Top