Minggu, 17 Nov 2024, 09:00 WIB

Russia Tunggu Usulan Trump yang Berjanji Akhiri Konflik di Ukraina

Presiden AS Donald Trump and Presiden Russia Vladimir Putin dalam konferensi pers bersama di Helsinki pada 16 Juli 2018.

Foto: The New York Times/Doug Mills

MOSKOW - Menteri Luar Negeri Russia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow akan menunggu usulan konkret Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang telah berjanji untuk "bekerja sangat keras" menyelesaikan konflik di Timur Tengah dan Ukraina.

"Kami akan menunggu usulan mereka... kami selalu tekankan bahwa politisi yang mengaku mendukung perdamaian daripada perang pantas mendapatkan perhatian. Tetapi kami tidak tahu apa yang akan mereka usulkan," kata Lavrov.

Dia mengatakan hal tersebut dalam konferensi pers setelah menghadiri Forum Internasional Sir Bani Yas ke-15 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Jumat (15/11).

Soal percakapan telepon antara Presiden Russia Vladimir Putin dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Lavrov mempertanyakan maksud Jerman, Uni Eropa, dan NATO dengan mengatakan mereka akan berdiri bersama Ukraina selama diperlukan.

"Diperlukan oleh siapa? Jelas bukan rakyat Ukraina," kata dia.

Menanggapi laporan media yang mengatakan bahwa Tiongkok tidak puas dengan kerja sama Russia-Korea Utara, Lavrov menegaskan bahwa kerja sama itu tidak akan mengganggu hubungan Rusia-Tiongkok.

"Tidak mungkin memecah belah Russia dan Tiongkok. Kami belum menerima pesan apa pun soal hubungan kami dengan Republik Rakyat Demokratik Korea," katanya, merujuk pada nama resmi Korea Utara.

Dia menambahkan bahwa Russia dan Tiongkok melakukan konsultasi berkala untuk mengoordinasikan "masalah-masalah yang dibuat oleh AS dan sekutu-sekutunya di Semenanjung Korea dan sekitarnya."

Menurut Lavrov, Barat berpikir masalah Ukraina harus diselesaikan dan Russia harus dipenuhi sebagian tuntutannya, tetapi hal itu kemudian akan mereka gunakan sebagai bagian dari "koalisi untuk melawan Tiongkok."

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: