
AS Berharap Gencatan Senjata di Gaza Tercapai dalam Waktu Dekat
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller
Foto: afpWASHINGTON -Amerika Serikat (AS) tetap berharap bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza dapat tercapai dalam beberapa minggu mendatang dengan upaya yang terus dilakukan untuk menjembatani perbedaan terakhir antara pihak yang terlibat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, sebagaimana dilaporkan Anadolu pada Rabu (18/12).
Miller menekankan pentingnya mencapai kesepakatan, dan mengungkapkan frustrasi atas kemunduran yang berulang dalam negosiasi. "Kami yakin bahwa kami berada pada titik di mana kami seharusnya dapat mencapai kesepakatan. Perbedaan antara kedua pihak telah dipersempit sehingga semua perbedaan yang tersisa seharusnya dapat dijembatani," kata Miller.
Kendati demikian, dia mengakui adanya tantangan dan memperingatkan bahwa negosiasi sebelumnya terhenti meskipun tampaknya sudah hampir mencapai resolusi. "Meski begitu, kami mengalami ini sebelumnya dan belum melihat kedua pihak mencapai kesepakatan," tambahnya seperti diberitakan Antara.
Sebelumnya, Miller menyatakan "optimisme hati-hati" mengenai negosiasi di ibu kota Qatar, Doha, akan mengamankan sebuah kesepakatan.
Israel yang menurut kelompok tahanan memiliki lebih dari 10.000 warga Palestina di penjara-penjaranya, memperkirakan ada sekitar 100 sandera Israel di Gaza.
Kelompok Palestina Hamas telah mengatakan bahwa 33 sandera telah tewas dalam serangan udara Israel yang tidak pandang bulu di Gaza.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata sejauh ini gagal akibat penolakan kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang di Gaza.
Pemulihan Dini Suriah
Sementara itu, Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen menekankan pentingnya upaya pemulihan dan rekonstruksi setelah jatuhnya rezim Assad di Suriah yang dikaitkan dengan reformasi politik yang konkret. Berbicara di hadapan Parlemen Eropa, pada Rabu, von der Leyen menekankan bahwa bulan-bulan mendatang akan krusial dalam membentuk masa depan Suriah yang ia gambarkan sebagai penuh janji, tetapi juga penuh dengan risiko.
“Eropa harus terlibat baik di tingkat regional maupun lokal,” katanya, sambil mengumumkan bahwa seorang diplomat senior telah dikirim ke Delegasi UE di Suriah terkait kedutaan besar blok tersebut, yang menandakan peningkatan keterlibatan Eropa. Sembari menegaskan kebijakan blok tersebut untuk tidak bekerja sama langsung dengan rezim Assad, ia mengungkapkan rencana untuk meningkatkan kontak langsung dengan Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang memimpin upaya penggulingan rezim, serta dengan faksi-faksi lainnya di lapangan.
Berita Trending
- 1 Ditlantas Polda Babel awasi pergerakan kendaraan lintas kabupaten
- 2 Jangan Beri Ampun Pelaku Penyimpangan Impor. Itu Merugikan Negara. Harus Ditindak!
- 3 Andreeva Kejutkan Iga Swiatek dan Lolos ke Semifinal Dubai Open
- 4 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 5 Bima Arya Tegaskan Retret Kepala Daerah Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan
Berita Terkini
-
Anggota Komisi VII DPR inisiasi peragaan busana Kampung Bustaman
-
Tujuh Napi KKB Diusulkan Diberi Amnesti, Menkum: Sudah Dilaporkan ke Presiden
-
Wisata non pendakian di kaki Gunung Rinjani Lombok dibuka kembali
-
Wagub: HPSN momentum kolaborasi cari solusi soal sampah di Jakarta
-
Pegiat seni harap Presiden Prabowo kembali pada karakter Gunung Slamet