Sabtu, 23 Nov 2024, 15:02 WIB

Russia Serang Ukraina dengan Rudal Hipersonik, NATO-Kyiv Gelar Pembicaraan Darurat Selasa

Presiden Russia Vladimir Putin berbicara dalam pertemuan dengan pimpinan Kementerian Pertahanan, perwakilan industri militer dan pengembang sistem rudal di Kremlin di Moskow, Jumat.

Foto: NPR/Vyacheslav Prokofyev/AP/Pool Sputnik Kremlin

KYIV - NATO dan Ukraina akan mengadakan pembicaraan darurat pada hari Selasa (26/11) setelah Russia menyerang kota penting dengan rudal balistik hipersonik eksperimental, meningkatkan eskalasi perang yang telah berlangsung hampir 33 bulan.

Diberitakan Associated Press, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan pada hari Jumat (22/11) bahwa konflik tersebut "memasuki fase yang menentukan" dan "memiliki dimensi yang sangat dramatis."

Parlemen Ukraina membatalkan sidang karena keamanan diperketat menyusul serangan Russia hari Kamis (21/11) terhadap fasilitas militer di kota Dnipro.

Dalam peringatan keras kepada Barat, Presiden Russia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan secara nasional bahwa serangan dengan rudal jarak menengah Oreshnik merupakan balasan atas penggunaan rudal jarak jauh buatan AS dan Inggris oleh Kyiv yang menyerang lebih jauh ke wilayah Russia.

Putin mengatakan sistem pertahanan udara Barat tidak akan berdaya menghentikan rudal baru itu.

Pejabat militer Ukraina mengatakan rudal yang menghantam Dnipro telah mencapai kecepatan Mach 11 dan membawa hulu ledak non-nuklir yang masing-masing melepaskan enam submunisi.

Berbicara kepada pejabat industri militer dan persenjataan pada hari Jumat (22/11), Putin mengatakan Russia sedang meluncurkan produksi Oreshnik.

"Tidak ada satu pun di dunia yang memiliki senjata semacam itu," katanya sambil tersenyum tipis. "Cepat atau lambat negara-negara terkemuka lainnya juga akan mendapatkannya. Kami tahu bahwa senjata itu sedang dalam tahap pengembangan."

Namun, ia menambahkan, "kita memiliki sistem ini sekarang. Dan ini penting."

Pengujian rudal tersebut akan terus dilakukan, "termasuk dalam pertempuran, tergantung pada situasi dan karakter ancaman keamanan yang ditimbulkan bagi Rusia," kata Putin, seraya mencatat ada "persediaan sistem semacam itu yang siap digunakan."

Putin mengatakan meskipun itu bukanlah rudal antarbenua, rudal itu sangat kuat sehingga penggunaan beberapa di antaranya yang dilengkapi dengan hulu ledak konvensional dalam satu serangan bisa sama menghancurkannya dengan serangan dengan senjata strategis — atau nuklir.

Jenderal Sergei Karakayev, kepala Pasukan Rudal Strategis Russia, mengatakan, Oreshnik dapat mencapai target di seluruh Eropa dan dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau konvensional, menggemakan klaim Putin bahwa bahkan dengan hulu ledak konvensional, "penggunaan senjata secara besar-besaran akan sebanding dengan penggunaan senjata nuklir."

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mempertahankan nada agresif Russia pada hari Jumat, menyalahkan "keputusan dan tindakan gegabah negara-negara Barat" dalam memasok senjata ke Ukraina untuk menyerang Russia.

"Pihak Russia telah dengan jelas menunjukkan kemampuannya, dan garis besar tindakan pembalasan lebih lanjut apabila kekhawatiran kami tidak diperhitungkan juga telah diuraikan dengan cukup jelas," katanya.

Secara terpisah di Kyiv, Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavsky menyebut serangan rudal hari Kamis sebagai "langkah eskalasi dan upaya diktator Russia untuk menakut-nakuti penduduk Ukraina dan menakut-nakuti penduduk Eropa."

Pada konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha, Lipavsky juga menyatakan dukungan penuhnya untuk memberikan sistem pertahanan udara tambahan yang diperlukan guna melindungi warga sipil Ukraina dari "serangan keji".

Ia menggarisbawahi bahwa Republik Ceko tidak akan memberlakukan batasan apa pun pada penggunaan senjata dan peralatannya yang diberikan kepada Ukraina.

Tiga anggota parlemen dari parlemen Ukraina, Verkhovna Rada, mengonfirmasi bahwa sidang yang dijadwalkan sebelumnya pada hari Jumat dibatalkan karena adanya ancaman rudal Russia yang menargetkan gedung-gedung pemerintah di pusat Kyiv.

Selain itu, ada pula rekomendasi untuk membatasi kegiatan semua kantor komersial dan organisasi nonpemerintah "di dalam perimeter itu, dan penduduk setempat diperingatkan akan meningkatnya ancaman," kata anggota parlemen Mykyta Poturaiev, yang menambahkan bahwa ini bukan pertama kalinya ancaman semacam itu diterima.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Lili Lestari

Tag Terkait:

Bagikan: