Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Koridor Pangan

Russia Kembali Bergabung dalam Kesepakatan Gandum

Foto : AFP/Ozan KOSE

Gandum Ukraina | Sebuah kapal kargo yang mengangkut gandum dari Ukraina sedang melewati Jembatan Fatih Mehmet Sultan di Bosphorus menuju Laut Marmara di Istanbul, Turki, pada Rabu (2/11). Pengiriman gandum dari pelabuhan Ukraina di Laut Hitam diteruskan setelah Russia kembali bergabung dalam kesepakatan koridor biji-bijian.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Russia pada Rabu (2/11) mengumumkan bahwa mereka akan kembali mengimplementasikan kesepakatan koridor biji-bijian di Laut Hitam yang dicapai pada Juli kemarin.

"Berkat partisipasi PBB dan dukungan dari Turki, kami berhasil mendapatkan jaminan tertulis yang diperlukan dari Ukraina mengenai kesepakatan ekspor biji-bijian itu," kata Kementerian Pertahanan Russia dalam sebuah pernyataan.

"Russia menganggap jaminan yang diterima dari Ukraina memadai dan memutuskan untuk terus melanjutkan penerapan perjanjian gandum tersebut," imbuh kementerian itu.

Pada Sabtu (29/10) pekan lalu, Kementerian Pertahanan Russia mengumumkan penangguhan kesepakatan menyusul terjadinya serangandroneterhadap armada Russia di Laut Hitam di Pelabuhan Sevastopol.

Pada 22 Juli, Turki, PBB, Russia, dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina, yang dihentikan sementara setelah perang Russia-Ukraina dimulai pada Februari.

Sekitar 10 juta ton gandum telah dikirim dari Ukraina berdasarkan kesepakatan itu.

PBB, Amerika Serikat (AS), Turki, dan negara-negara lain serta aktor internasional, menekankan keinginan mereka agar kesepakatan itu berlanjut.

Langgar Perjanjian

Para juru runding pada Juli sepakat untuk mengizinkan jalur yang aman bagi biji-bijian meninggalkan sejumlah pelabuhan di Ukraina selatan menuju pasar dunia. Namun, para pejabat Russia mengatakan Ukraina melanggar perjanjian tersebut. Mereka meminta jaminan bahwa pasukan Ukraina tidak akan menggunakan koridor biji-bijian Laut Hitam untuk operasi militer.

"Kami memiliki hak untuk mundur dari kesepakatan ini jika Ukraina melanggar jaminan tersebut," kata Presiden Russia, Vladimir Putin, saat itu.

Menanggapi hal itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menuduh telah Russia melakukan pemerasan dan ia mengatakan jika tidak ada serangan Russia terhadap Ukraina, tidak akan ada ancaman ilusi seperti krisis pangan dunia.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membantu menengahi kesepakatan awal dan ia membantu mencapai kesepakatan tersebut. Menurut Presiden Erdogan, para diplomat juga perlu meningkatkan upaya guna mengakhiri peperangan.

Presiden Turki itu pun menambahkan bahwa ekspor ke negara-negara Afrika akan diprioritaskan, setelah Russia menyatakan kekhawatiran bahwa sebagian besar biji-bijian yang diekspor Ukraina berakhir di negara-negara kaya.SB/AFP/Anadolu/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top