Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rusia Tuding AS Ada di Balik Penolakan Penyelidikan Ledakan Nord Stream

Foto : Antara/Tentara Denmark/Forsvaret Ritzau Scanpix vi

Kebocoran gas di Nord Stream 2 terlihat dari pesawat pencegat F-16 Denmark di Bornholm, Denmark, 27 September 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Rusia menyebut AS bersembunyi di belakang sekutu-sekutunya dan mengacaukan segala upaya mengungkap fakta di balik sabotase Nord Stream.

MOSKOW - Kedutaan Besar Rusia di AS pada Rabu (29/3) menuding Washington berusaha menghentikan penyelidikan internasional atas ledakan pipa gas Nord Stream tahun lalu.

Saat dimintai komentar atas pernyataan Gedung Putih tentang penyelidikan nasional yang cukup dilakukan oleh negara-negara Eropa, Kedubes Rusia menyebut haltersebut adalah upaya AS untuk bersembunyi di belakang sekutu-sekutunya dan mengacaukan segala upaya mengungkap fakta sebenarnya di balik sabotase Nord Stream.

"Jaminan pemerintah atas kepercayaan penuh dalam penyelidikan 'menyeluruh' oleh negara-negara sekutu tidak dapat dipercaya. Dengan mempertimbangkan penolakan dalam memberikan akses kepada negara kami yang pemilik jaringan pipa gas tersebut, ke dalam proses penyelidikan," kata Kedubes Rusia.

"Faktanya, mereka menolak seruan bersama yang diajukan Rusia, Tiongkok, dan Brazil dalam Dewan Keamanan PBB untuk menggelar penyelidikan internasional secara tuntas," kata dia.

Pihak berwenang Jerman, Swedia, dan Denmark saat ini sedang menyelidiki ledakan bawah laut yang memicu kebocoran pada dua pipa Nord Stream di Laut Baltikpada September tahun lalu.

Rusia menyerukan penyelidikan internasional yang dipimpin PBB terhadap"sabotase" tersebut untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu. Namun, permintaan Moskow itu tidak mendapat dukungan dari Dewan Keamanan PBB.

Kedubes Rusia juga menegaskan bahwa "semua negara tertarik menegakkan kebenaran dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas sabotase itu demi mencegah serangan teroris serupa di masa depan."

Mereka menyebut AS mengabaikan potensi kerusakan besar lingkungan akibat ledakan tersebut. Misi Rusia di AS itu juga mengingatkan tentang ratusan ribu amunisi dengan bahan kimia beracun yang tenggelam di Laut Baltik selama Perang Dunia Kedua.

"Dengan mempertimbangkan kondisi (amunisi) yang buruk, setiap ledakan di perairan ini bisa berubah menjadi bencana lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya," tandasKedubes Rusia.



Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top