Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas - Pelemahan Rupiah Sangat Menggerus Daya Beli Masyarakat

Rupiah Melemah, Sulit Menguat Lagi kalau Sudah Tembus Level Psikologis Rp16.000/US$

Foto : AFP/BAY ISMOYO

RUPIAH MELEMAH I Petugas penukaran uang menghitung uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, beberapa waktu lalu. Nilai tukar rupiah, Senin (14/8) sudah sempat menyentuh level 15.310 per dollar AS. Jika sampai menembus level psikologis baru yaitu 16.000 per dollar AS, bakal sulit untuk menguat ke level yang wajar kembali.

A   A   A   Pengaturan Font

"Rupiah yang melemah sudah langsung menjadi inflasi yang besar sekali, karena menggerus daya beli, apalagi terhadap produk-produk impor. Kalau rupiah tidak punya fundamental yang kuat karena tidak ada kebijakan yang melindungi nilainya, maka tidak akan ada negara yang mampu mempertahankan nilai mata uangnya karena itu gelombang dunia," kata Aditya.

Terus melemahnya rupiah jelas Aditya karena kebijakan BI yang tidak mengantisipasi suku bunga global yang terus naik, khususnya suku bunga The Fed di AS yang sudah menyentuh level 5,5 persen, sehingga membuat mata uang regional seperti yen Jepang ikut jatuh. Sementara negara-negara Uni Eropa melakukan antisipasi dengan ikut mengerek naik suku bunga kebijakannya.

Nilai mata yang suatu negara jelasnya merupakan cerminan realitas kekuatan fondasi ekonomi negara yang tidak bisa disangkal. Kalau mata uang lemah, maka dominasi ekonominya pasti melemah.

Apalagi di Indonesia, indeks inflasi terdistorsi, sehingga tidak menunjukkan nilai riilnya. Padahal, inflasi berarti daya beli masyarakat melemah dan kemiskinan meningkat, karena gaji karyawan/pegawai tidak bisa mengimbangi kenaikan harga (inflasi).

"Kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) tidak ada gunanya kalau inflasinya tinggi. Kondisinya malah tidak ada kenaikan gaji karyawan atau malah gaji dipotong, karena marjin usaha pun tidak bisa mengejar ekonomi biaya tinggi," kata Aditya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top