Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Risiko Kematian Kanker Payudara Tinggi, Indonesia Masih Darurat Mammogram

Foto : Washington University School of Medicine in St. Lo

Ilustrasi mamografi.

A   A   A   Pengaturan Font

''70% dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata Elvida ketika menghadiri acara Temu Media Hari Kanker Sedunia.

Atas dasar itu Kemenkes sendiri tengah berbenah dengan memenuhi kebutuhan mammogram di semua kabupaten dan kota di Indonesia sebagai bentuk implementasi dari transformasi kesehatan bidang Layanan Primer. Dikatakan Menkes Budi, pemerintah sudah berkomitmen untuk melengkapi seluruh rumah sakit provinsi di Indonesia akan dilengkapi dengan alat mammogram pada 2024.

''Saya pastikan 2024 sudah punya mammogram di 514 kabupaten/kota. Yang paling penting adalah hidup sehat jangan terkena kanker,'' tegas Menkes Budi di acara Pink Walk Skrining Payudara pada bulan lalu.

Selain pemeriksaan payudara secara klinis, kanker payudara juga bisa dideteksi sedini mungkin melalui pemeriksaan sendiri. Mengutip laman resmi American Cancer Society, kanker payudara tahap awal utamanya dicirikan dengan adanya benjolan di payudara, yang bisa berupa massa berbentuk bulat, lunak, dan terasa menyakitkan saat disentuh. Selain itu perubahan lain terletak pada tekstur kulit sekitar payudara yang nampak bersisik atau sangat kering di sekitar puting, dan berubah warna menjadi merah, ungu mirip memar, atau kebiruan. Tak hanya itu, kanker payudara dapat menyebabkan perubahan sel di belakang puting susu yang menyebabkan puting susu terbalik ke bagian dalam payudara atau mengalami perubahan bentuk dan ukuran.


Redaktur : Fandi
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top