Gangguan Tidur pada Anak Dapat Picu Risiko Serius
Foto: IstimewaMimpi buruk setiap hari dikaitkan dengan risiko kecenderungan bunuh diri yang lebih tinggi pada anak-anak di usia 10 tahun. Biasanya, gangguan tidur pada anak dianggap sebagai pola tidur alami yang dapat diperbaiki seiring berjalannya waktu.
Namun, sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa gangguan tidur pada anak lebih serius dari yang diperkirakan sebelumnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stanford Suicide Prevention Research Laboratory di California, gangguan tidur pada anak di usia 10 tahun dapat memicu 2,7 kali lipat risiko bunuh diri dan percobaan bunuh diri setelah dua tahun.
Dilansie dari Hindustan Times, menurut penelitian tersebut, setidaknya satu dari tiga partisipan melaporkan perilaku bunuh diri di kemudian hari. Rebecca Bernert, seorang ahli bunuh diri dan pendiri Stanford Suicide Prevention Research Laboratory di California, dalam sebuah interaksi email dengan CNN menjelaskan, tidur dapat menjadi faktor risiko bunuh diri di kalangan anak muda. Disarankan untuk tidak menstigmatisasi gangguan tidur dan mengobatinya dengan tepat untuk mencegah bunuh diri.
- Baca Juga: Duo Serigala
- Baca Juga: DPR The Dream Reborn World Tour 2024
Menurut penelitian, sekitar usia 10 hingga 14 tahun, bunuh diri adalah salah satu penyebab utama kematian, kelompok usia yang sama juga melaporkan gangguan tidur.
Penelitian ini dilakukan terhadap 8.800 anak yang direkrut oleh Adolescent Brain Cognitive Development Study di 21 lokasi di seluruh Amerika Serikat. Faktor-faktor seperti masalah dengan jatuh atau tetap tertidur, terbangun, rasa kantuk yang berlebihan, gangguan pernapasan saat tidur, keringat berlebih saat tidur dan pola perilaku saat setengah tidur diamati oleh para wali dari anak-anak tersebut.
Sejak pengumpulan data pertama, 91,3 persen partisipan tidak mengalami perilaku bunuh diri - namun, partisipan yang memiliki kecenderungan bunuh diri terkait dengan gangguan tidur yang parah.
- Baca Juga: Jakarta International Automodified (IAM) 2024
- Baca Juga: RunWMe
Studi ini lebih lanjut mengamati bahwa faktor-faktor seperti depresi, kecemasan dan konflik keluarga atau riwayat depresi juga berkontribusi pada upaya dan ide bunuh diri. Namun, risikonya lebih tinggi pada partisipan kulit berwarna dan remaja perempuan. Studi ini juga mencatat bahwa mengalami mimpi buruk setiap hari dikaitkan dengan risiko lima kali lebih tinggi untuk kecenderungan bunuh diri.
Berita Trending
- 1 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Terapkan SDGs, Perusahaan Ini Konsisten Wujudkan Sustainability Action Plan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final