![Riset Ungkap Konten ‘Game’ YouTube Kids Abaikan 6 Elemen ‘Digital Storytelling’](https://koran-jakarta.com/images/article/riset-ungkap-konten-game-youtube-kids-abaikan-6-elemen-digital-storytelling-240525145842.jpg)
Riset Ungkap Konten ‘Game’ YouTube Kids Abaikan 6 Elemen ‘Digital Storytelling’
![Riset Ungkap Konten ‘Game’ YouTube Kids Abaikan 6 Elemen ‘Digital Storytelling’](https://koran-jakarta.com/images/article/riset-ungkap-konten-game-youtube-kids-abaikan-6-elemen-digital-storytelling-240525145842.jpg)
Ilustrasi. Anak bermain game online di gawai.
Abai kebutuhan anak
Berdasarkan temuan di atas, tampak bahwa beberapa elemen digital storytelling yang dipenuhi oleh produsen lebih banyak fokus ke elemen kemenarikan video, sementara elemen-elemen yang terkait penyampaian pesan cenderung diabaikan.
Ini menunjukkan kepentingan produsen konten yang hanya sekadar mendapatkan atensi dari audiens, bukan menyampaikan pesan tertentu. Kebutuhan akan atensi audiens yang tinggi ini berkaitan dengan monetisasi konten berdasarkan jumlah views dari audiens.
Proses digital storytelling via YouTube Kids terbukti hanyalah praktik bisnis konten semata. Produsen konten tidak benar-benar serius memasukkan semua elemen digital storytelling dan memperhatikan kebutuhan audiens anak. Artinya, bahkan dengan embel-embel kata 'kids' sekalipun, YouTube Kids hanya menjadikan anak-anak sebagai target bisnis yang kebutuhan hiburannya-sesuai karakter mereka-tidak diperhatikan.
Birgitta Bestari Puspita, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan Paulus Angre Edvra, Lecturer, Unika Soegijapranata
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya