Rifat Sungkar: Street Race Bukan Sekadar Balapan, tapi tentang Revolusi Mental
Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Rifat Sungkar mengecek kesiapan ajang balap resmi jalanan 'street race' di Central Park Meikarta, Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (18/6).
Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan SyahCIKARANG - Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Rifat Sungkar menilai ajang balapan resmi jalanan atau street racebukan hanya sekadar balapan, namun lebih dari itu yakni produk revolusi mental yang dihasilkan kepolisian.
"Sejujurnya ini bukan balapan, tapi ini adalah revolusi mental, jadi ajang ini adalah investasi terbaik, hubungan kerja sama yang terbaik antara kepolisian dan teman-teman yang suka kecepatan. Yang biasanya polisi mengejar mereka, sekarang malah dirangkul dan difasilitasi," kata Rifat di Meikarta Cikarang, kabupaten Bekasi, Jabar, Sabtu (18/6).
Menurut diastreet racejuga berperan penting dalam pembentukan moral anak-anak bangsa dan pencinta dunia balap yang kerap terbelenggu aturan lalu lintas ketika mengaspal secara liar di jalanan.
"Nah sejak Pak Fadil (Kapolda Metro Jaya) di sini, beliau punya pola pikir yang berbeda, didukung Pak Sambodo, jadi kami kerja sama denganstakeholder(pemangku kepentingan) yang berbeda-beda. Ini semua karena kami punya konsep untuk bisa menyelamatkan masa depan bangsa dengan cara memberikan fasilitas kepada mereka pecinta kecepatan," paparnya.
Rifat mengapresiasi kepolisian yang telah memfasilitasi penyelenggaraan yang digelar di tiga tempat berbeda ini. Street raceberperan penting untuk menurunkan angka balap liar yang kerap dianggap sebagai masalah sosial di berbagai daerah.
"Karena selama ini balapan dianggap sebagai masalah sosial, tapi tidak ada solusi. Tujuan Polda Metro Jaya menggelar acara ini kan memang merangkul pembalap jalanan untuk difasilitasi," ucapnya.
Berdasarkan penyelenggaraanstreet racedi Jakarta dan Tangerang, Rifat menyatakan terdapat banyak bibit-bibit pembalap di Indonesia yang kesulitan untuk bisa mengembangkan potensi di dunia balap.
"Bayangkan, dari 350 peserta di Ancol, cuma empat pembalap yang punya lisensi. Artinya potensi pengembangan pembalap di Indonesia itu besar sekali. Di BSD ada 11 dari 700 orang. Berarti sisanya itu mereka kebingungan mau balapan di mana, nah itu yang kami fasilitasi," tutunya.
Salah satu peserta street race di Kabupaten Bekasi Arif Kurniawan mengharapkan agar kegiatan seperti ini dapat diselenggarakan secara berkelanjutan.
"Kami senang sekali difasilitasi tempat dan acara ini. Karena selama ini kan di Bekasi tidak adaeventseperti ini, makanya banyak anak yang balapan terus memakan korban. Saya harapkan bisa kontinyu tiga atau enam bulan sekali agar bibit muda pembalap di Bekasi bisa tersalurkan hobinya," kata dia.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Pasangan Andika-Hendi Tak Gelar Kampanye Akbar Jelang Pemungutan Suara Pilgub Jateng
- 3 Cawagub DKI Rano Karno Usul Ada Ekosistem Pengolahan Sampah di Perumahan
- 4 Pusat perbelanjaan konveksi terbesar di Situbondo ludes terbakar
- 5 Ini Cuplikan Tema Debat Ketiga Pilkada DKI
Berita Terkini
- UU TPKS Sudah Ada, Mengapa Perspektif Korban dalam Penanganan Kasus Kekerasan Seksual Masih Terabaikan?
- DPR: Fit and Proper Test Capim KPK Harus Kembalikan Muruah dan Kredibilitas Lembaga
- Bentrokan di Pakistan, 8 Tentara Tewas, 7 Polisi Diculik
- BNPB: Beberapa Daerah Bersiaga Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
- Ekonomi Kreatif Berperan Strategis Wujudkan Pembangunan Nasional Berkelanjutan