Ribuan Pelajar Iran Diduga Diracun, Upaya Baru Pembungkaman Perempuan?
Sejumlah pelajar wanita di Iran.
Hal ini menyusul pernyataan yang kontradiktif dari para pejabat pemerintah selama beberapa bulan ke belakang, penahanan seorang jurnalis pada akhir pekan lalu yang menyelidiki isu tersebut, serta laporan akan penggunaan gas air mata untuk membubarkan massa demonstrasi di Tehran pada Hari Minggu yang memprotes rangkaian serangan racun ini.
Banyak pihak menganggap serangan-serangan ini sebagai balasan terhadap gelombang protes yang tengah berlangsung di Iran sejak kematian Mahsa Amini pada bulan September. Berbagai pelajar, sebagian besar mahasiswa dan murid perempuan, ada di garda terdepan dalam rangkaian demonstrasi tersebut.
Hingga 7 Maret, belum ada bukti langsung terkait siapa pelaku di balik insiden-insiden di atas, maupun metode serangannya. Salah satu kesulitan dan tantangan dalam membuktikannya adalah sangat terbatasnya kebebasan pers di Iran. Dunia internasional pun mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk turun tangan melakukan investigasi independen.
Ada beberapa pihak yang mempertanyakan apakah ini benar-benar serangan kimia. Mereka justru berspekulasi bahwa ini bukti adanya penyakit psikogenik (bersumber dari kondisi psikologis) yang terjadi secara massal.
Hal ini memang pernah terjadi sebelumnya - dalam suatu investigasi dugaan peracunan murid perempuan di Afganistan pada 2012-2016, PBB menyimpulkan bahwa penyebabnya kemungkinan besar adalah penyakit psikogenik massal, setelah mereka gagal menemukan jajak racun atau gas kimia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya