Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah

Rencana Visa "Digital Nomad" Dapat Sambutan Positif

Foto : ANTARA/NYOMAN HENDRA WIBOWO

Wisatawan menikmati pemandangan objek wisata Ulun Danu Beratan saat berkunjung di Tabanan, Bali, Kamis (4/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sudah bukan rahasia, Bali salah satu surganya pengembara digital alias digital nomad. Tidak hanya karena iklim tropisnya, tapi juga karena rendahnya biaya hidup di sana. Tapi bukan rahasia lagi, banyak digital nomad yang berbasis di Bali beroperasi secara diam-diam.

Mereka umumnya datang sebagai turis, tapi menyelesaikan pekerjaan mereka di sana untuk perusahaan-perusahaaan yang berbasis di luar negeri. Mereka legal berada di Bali, tapi menghindar dari kewajiban membayar pajak penghasilan di Indonesia.

Paling tidak, itu diakui Sarah, bukan nama sebenarnya, seorang penerjemah dari Spanyol. "Saya terpaksa mengaku sebagai turis. Saya beberapa kali keluar masuk Bali, untuk bisa bekerja di sini. Kadang ke Singapura, kadang ke Malaysia, baru kembali lagi ke sini," katanya, baru-baru ini.

Namun, dia membantah tidak bersedia membayar pajak. Ia mengaku memenuhi kewajiban pajaknya lewat perusahaan tempatnya bekerja di Spanyol. Lagi pula, dia berada di Bali untuk periode 3-4 bulan seperti turis pada umumnya. Dia berencana pindah ke Bangkok setelah dari Bali.

Pengakuan serupa disampaikan John, juga bukan nama sebenarnya, seorang kreator konten dari Amerika. "Senang sih tinggal di Bali, tapi selalu deg-degan karena merasa diintai petugas imigrasi," tuturnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top