Rencana Presiden Joko Widodo Kirim Utusan Militer untuk Bujuk Junta Myanmar Tuai Skeptisisme
Tetapi situasi di Myanmar sekarang sangat kontras dengan Indonesia di masa lalu, termasuk selama pemerintahan otokratis Suharto, kata Greg Barton, seorang akademis kawasan Asia di Universitas Deakin Australia.
Ia menjelaskan rezim orde baru Soeharto saat itu didukung oleh militer yang sengaja dilemahkan dan sumber daya yang bergantung pada teknokrat untuk merencanakan dan mengarahkan pembangunan.
"Militer di Myanmar pascakudeta memiliki sumber daya yang relatif baik, tidak bertanggung jawab, dan dengan kejam menindas rakyatnya dengan mengobarkan perang melawan mereka," kata Barton. "Sehingga prospek keberhasilan dari rencana Presiden Joko Widodo itu tampaknya kecil," imbuh dia.
Rencana Presiden Joko Widodo itu diberitakan tepat pada peringatan dua tahun kudeta militer di mana Junta mengumumkan perpanjangan enam bulan pemerintahan darurat di Myanmar.
Pengamat di Myanmar juga pesimistis dengan rencana Jokowi mengirim utusan militernya untuk membujuk pimpinan junta Jenderal Min Aung Hlaing.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya