Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 30 Jan 2020, 00:04 WIB

Realisasi Investasi Masih Didominasi Sektor Jasa

Foto: Sumber: BKPM - kj/ones

>> Kualitas investasi yang diciptakan tak sebanding dengan serapan tenaga kerja.

>> Investasi cenderung mahal sehingga tidak efektif menciptakan kegiatan ekonomi.

JAKARTA - Sejumlah kalangan mengapresiasi realisasi investasi langsung periode Januari-Desember 2019 yang mencapai 809,6 triliun rupiah atau lebih tinggi dibanding target yang ditetapkan 792 triliun rupiah. Namun, investasi yang meningkat 12 persen dibandingkan periode sama pada 2018 itu masih didominasi sektor jasa (tersier) sehingga menunjukkan kualitas yang rendah.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan kontribusi sektor jasa sebesar 57,5 persen dari total investasi (lihat infografis) menunjukkan kualitas yang rendah. Harapannya adalah investasi masuk ke Indonesia itu seharusnya lebih banyak ke sektor industri pengolahan dan pertanian, seperti diketahui dua sektor tersebut merupakan padat karya dan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.

"Kalau masuk lebih banyak ke jasa ini artinya kualitas investasi yang diciptakan tak sebanding dengan serapan tenaga kerja," ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Rabu (29/1).

Menurut Bhima, dengan banyaknya investasi yang masuk ke sektor jasa dapat diartikan sifatnya lebih banyak ke sektor nonproduktif. "Kalau banyak ke jasa sayang sekali, karena jasa hanya pendukung bukan sektor utama motor ekonomi Indonesia," jelasnya.

Peneliti Centre of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan kenaikan investasi tidak selalu sejalan dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. "Catatannya adalah, selama ini investasi kita cenderung mahal, tetapi tidak efektif menciptakan kegiatan ekonomi. Hal ini karena rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR) terlalu tinggi," ujar Piter.

Seperti diketahui, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyatakan realisasi investasi periode Januari-Desember 2019 mencapai 809,6 triliun rupiah atau lebih tinggi dibanding target yang ditetapkan 792 triliun rupiah, meningkat 12 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018.

"Pencapaian realisasi investasi periode triwulan IV Oktober hingga Desember 2019 sebesar 208,3 triliun rupiah, meningkat 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018," kata Bahlil saat konferensi pers Realisasi Penanaman Modal Triwulan IV di Jakarta, Rabu.

Bahlil mengatakan peningkatan realisasi investasi di 2019 memperteguh komitmen BKPM untuk terus mengawal dan mengeksekusi investasi yang ada. Hal tersebut sesuai dengan amanat Presiden Jokowi. "Ini janji saya, jumlah realisasi investasi di 2019 akan mencapai target. Kami terus fokus pada investasi berkualitas dan investasi yang menggandeng UMKM agar menciptakan multiplier effects bagi masyarakat sekitar," katanya.

Realisasi investasi periode triwulan IV 2019 juga berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 330.539 orang, sehingga total penyerapan tenaga kerja di Tanah Air sepanjang 2019 sebanyak 1.033.835 jiwa.

Selama periode triwulan IV 2019, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai 103 triliun rupiah atau meningkat 18,5 persen dan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 105,3 triliun rupiah atau meningkat 6,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.

Kepercayaan Asing

Dihubungi terpisah, ekonom senior, Ferry Latuhihin, berpandangan ada yang menggembirakan yakni besarnya Foreign Direct Investment sebesar 52,3 persen dari total investasi sepanjang 2019. Artinya, ada kepercayaan besar dari investasi asing pada iklim investasi di Indonesia. Namun, melihat sektor investasinya yang masih didominasi jasa sebesar 57,5 persen maka sebenarnya masih banyak pekerjaan rumah terkait investasi manufaktur di dalam negeri.

"Memang serapan lapangan kerja sudah satu juta lebih dari 800 triliun rupiah yang masuk, sudah lumayan. Tapi kalau jasa kan rantai nilainya pendek. Baik, tapi belum mendasar untuk menyelesaikan masalah kita," kata Ferry.

Ferry menyinggung rencana Amazon yang akan masuk harus menjadi ujian bagi BKPM untuk mengawal secara personal. "Banyak kasus insentif kita terlalu umum, saya ingin melihat Bahlil memiliki tim yang kuat untuk jadi guide, mendampingi secara personal investor kakap dari luar negeri di bidang manufaktur," kata Ferry. YK/SB/Ant/uyo/AR-2

Penulis: Antara, Djati Waluyo, Eko S, Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.