Senin, 23 Des 2024, 11:28 WIB

Rawan Tertekan Awal Pekan

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA – Seiring absennya data ekonomi penting jelang penutupan tahun, sentimen penggerak rupiah berasal dari eksternal, terutama perkem­bangan politik di Amerika Serikat (AS).

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana melihat pekan ini sudah memasuki pekan terakhir sehingga pasar akan berhati-hati, setidaknya sampai Donald Trump menjabat sebagai presiden AS. Ditambah, ada pernyataan Trump akan memulangkan imigran gelap dari Meksiko yang semakin meningkatkan volatilitas.

Karenanya, Fikri memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Se­nin (23/12), bergerak di kisaran 16.000 - 16.300 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Jumat (20/12) sore, ditutup menguat hingga 91 poin atau 0,56 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.222 rupiah per dollar AS.

Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menyatakan pe­nguatan nilai tukar (kurs) rupiah disebabkan kepercayaan diri pelaku pasar mulai menguat karena Bank Indonesia (BI) stand by di pasar. “Kepercayaan diri pelaku pasar mulai me­nguat karena BI stand by di pasar. BI berjaga-jaga dan me­lakukan intervensi di pasar valuta asing,” ujarnya di Jakarta.

Rully telah memprediksi sebelumnya, rupiah diperkira­kan menguat di kisaran 16.280-16.320 rupiah per dollar AS walaupun indeks dollar AS masih dalam tren meningkat.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: