Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Thailand I Partai Pheu Thai Pegang 17 Posisi Kabinet

Raja Restui Kabinet PM Paetongtarn

Foto : AFP/Chanakarn LAOSARAKHAM

Kabinet Direstui Raja l ­PM Thailand, Paetongtarn Shinawatra, saat tiba pada upacara pemberian dukungan dari kerajaan di Bangkok pada 18 Agustus lalu. Pada Rabu (4/9), raja Thailand secara resmi merestui susunan kabinet baru yang diajukan PM Paetongtarn.

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, pada Rabu (4/9) secara resmi mendukung susunan menteri baru yang dicalonkan oleh Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dari Partai Pheu Thai, dan pekan depan PM Thailand itu diharapkan akan menyampaikan platform kebijakannya ke parlemen.

"Raja Maha Vajiralongkorn telah mendukung 35 anggota kabinet baru Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra," demikian diumumkan Royal Gazette. "Para menteri ini akan dilantik pada Jumat (6/9)," lembar pengumuman resmi kerajaan itu.

Susunan menteri baru dipilih setelah PM Paetongtarn menyingkirkan partai politik berpengaruh yang terkait dengan militer dari pemerintahan untuk pertama kalinya sejak 2019, dan mengajak partai musuh Pheu Thai yaitu Partai Demokrat dalam koalisi.

Paetongtarn yang berusia 38 tahun, putri taipan dan mantan perdana menteri kontroversial Thaksin Shinawatra, terpilih sebagai perdana menteri termuda Thailand bulan lalu setelah putusan pengadilan memecat pendahulunya atas kasus pelanggaran etika.

PM Paetongtarn sebelumnya mengatakan bahwa kabinet baru harus melanjutkan inisiatif yang belum selesai dari pemerintahan Srettha, termasuk kebijakan unggulan partainya, skema pembagian uang tunai dompet digital, yang akan dilanjutkan dengan beberapa penyesuaian.

"Pembentukan kabinet yang cepat merupakan pertanda baik dan akan membantu memastikan peluncuran langkah-langkah stimulus yang lancar," komentar Payong Srivanich, ketua Asosiasi Bankir Thailand.

Jatah Menteri

Banyak jajaran menteri utamanya yang tidak mengalami perubahan dan tercatat hanya 12 orang wajah baru di kabinet Paetongtarn dan Partai Pheu Thai memegang 17 posisi kabinet, yang meliputi menteri dan wakil menteri, dengan 19 jabatan menteri sisanya dibagi di antara mitra koalisinya.

Para menteri yang dikeluarkan dari koalisi yang berkuasa adalah dari Partai Palang Pracharath (PPRP) yang dipimpin oleh mantan panglima militer dan pelaku kudeta, Prawit Wongsuwan.

PPRP sendiri dibentuk sebagai kendaraan bagi para pemimpin junta untuk mempertahankan kekuasaan dalam kedok sipil pada pemilu 2019 dan memimpin pemerintahan hingga pemilu tahun lalu membawa Pheu Thai ke tampuk kekuasaan.

Pheu Thai membuat kejutan dan kekhawatiran di antara beberapa pendukungnya ketika menambahkan PPRP ke koalisi pemerintahannya pada Agustus tahun lalu.

Prawit adalah salah satu arsitek kudeta yang menggulingkan perdana menteri terakhir Pheu Thai yang juga adalah bibi dari Paetongtarn, Yingluck Shinawatra, pada tahun 2014, hingga membuka jalan bagi berlangsungnya lima tahun pemerintahan militer.

Prawit, 79 tahun, saat ini sedang diselidiki setelah ia terekam menampar seorang jurnalis perempuan saat jurnalis itu mencoba mengajukan pertanyaan kepadanya.

Merangkul PPRP dipandang sebagai pertaruhan oleh banyak pihak karena hubungan mendalam partai tersebut dengan para perwira militer senior yang permusuhannya terhadap Thaksin dan sekutunya telah mewarnai politik Thailand selama lebih dari 20 tahun.

Dunia politik Thailand telah lama didominasi oleh perebutan kekuasaan antara Thaksin dan elite kerajaan yang konservatif, promiliter, dan pro-kerajaan.

Partai-partai yang terkait dengan mantan taipan telekomunikasi dan mantan pemilik Manchester City itu telah berulang kali memenangkan pemilu, tetapi kemudian mendapati pemerintahan mereka digulingkan oleh kudeta dan putusan pengadilan. Seperti saudara perempuannya, Thaksin juga diusir oleh tentara dalam kudeta pada tahun 2006.

Agustus lalu merupakan bulan kekacauan politik lainnya ketika Mahkamah Konstitusi membubarkan partai oposisi utama Partai Move Forward dan memecat Perdana Menteri Srettha Thavisin dalam kurun waktu sepekan.

Penggulingan Srettha membuka jalan bagi Paetongtarn untuk menduduki jabatan teratas, tetapi ia menghadapi tugas berat karena perekonomian Thailand masih berjuang untuk bangkit kembali dari pandemi Covid-19 dan banjir musiman yang mengancam banyak provinsi di kerajaan itu. AFP/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top