Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

PVMBG: Tidak Ada Hubungan Asap Putih Gunung Raung dengan Erupsi Semeru

Foto : ANTARA/HO-PVMBG

Gunung Raung yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Raung di Kabupaten Banyuwangi, Jatim, pada Minggu (31/7/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menepis anggapan publik tentang Gunung Raung yang pada Senin (5/12) 2022 ini mengeluarkan asap putih setinggi 100 meter berkaitan dengan aktivitas erupsi yang terjadi pada Gunung Semeru di Jawa Timur.

Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada menjelaskan bahwa gunung api memiliki dapur magmanya sendiri, karakter sendiri, dan sifatnya sendiri. Menurutnya, erupsi gunung api juga bukan seperti COVID-19 yang mudah menular begitu saja ke gunung api lainnya.

"Tidak ada hubungannya (aktivitas vulkanik Gunung Raung) dengan Semeru erupsi," katanyasaat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan semua gunung api berhak erupsi kapan saja. Ketika Gunung Semeru erupsi dan diikuti oleh peningkatan aktivitas vulkanik gunung api lain, fenomena itu bukan suatu kesinambungan cerita yang berkaitan.

"Hanya kebetulan saja mereka dalam fase erupsi atau fase krisis dalam satu waktu," kata OktoryPrambada.

Berdasarkan pantauan PVMBG, Gunung Raung telah mengalami peningkatan aktivitas saat naik status dari Level I atau Normal menjadi Level II atau Waspada terhitung sejak 29 Juli 2022 lalu.

Gunung Raung merupakan gunung api besar dan unik yang berbeda dari ciri gunung api pada umumnya di Pulau Jawa.

Dalam catatan PVMBG, keunikan dari puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang memiliki kedalaman sekitar 500 meter, selalu berasap, dan sering menyemburkan api.

Gunung Raung termasuk gunung api tua dengan kaldera di puncaknya dan dikelilingi oleh banyak puncak kecil, sehingga menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan dan indah.

Sejarah kegiatan Gunung Raung yang pertama kali diketahui terjadi pada tahun 1586, berupa letusan dahsyat melanda beberapa daerah dan terdapat korban manusia.

Karakter letusan Gunung Raung bersifat eksplosif seperti yang terjadi pada tahun 1586, 1597, 1638, 1890, 1953, dan 1956, menghasilkan abu yang dilontarkan ke udara dan pernah terjadi awan panas yang meluncur menyelimuti sebagian tubuh gunung apinya pada tahun 1953.

Sedangkan, bahaya utama letusan atau bahaya primer Gunung Raung berupa luncuran awan panas dan lontaran piroklastik.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top