Putin Ancam Kyiv dengan Rudal Hipersonik Baru
Presiden Russia Vladimir Putin menyampaikan pidato kenegaraan di Moskow, Russia, Kamis, 29 Februari 2024.
Foto: AP/Alexander ZemlianichenkoKYIV - Presiden Vladimir Putin pada hari Kamis (28/11) mengancam akan menyerang "pusat-pusat pengambilan keputusan" di Kyiv dengan rudal hipersonik baru Rusia, beberapa jam setelah Moskow menghancurkan jaringan energi Ukraina dalam serangan yang menyebabkan satu juta orang tanpa listrik.
Rusia menembakkan lebih dari 90 rudal dan sekitar 100 pesawat tanpa awak selama serangan itu, menurut Kyiv, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak sekutu-sekutunya untuk menanggapi dengan tegas apa yang disebutnya sebagai "pemerasan" Rusia.
Putin mengatakan pemboman baru itu merupakan "respons" terhadap serangan Ukraina di wilayahnya dengan rudal Barat.
Perang yang berlangsung hampir tiga tahun ini telah mengalami eskalasi tajam dalam beberapa hari terakhir, kedua belah pihak mengerahkan senjata baru dalam upaya untuk mendapatkan keunggulan sebelum presiden terpilih AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari.
“Kami tidak mengesampingkan penggunaan Oreshnik terhadap militer, industri militer, atau pusat pengambilan keputusan, termasuk di Kyiv,” kata Putin dalam konferensi pers di ibu kota Kazakhstan, Astana, mengacu pada rudal hipersonik.
Distrik pemerintahan Kyiv, suatu kawasan di ibu kota tempat sejumlah gedung pemerintahan berada, dilindungi dengan keamanan ketat, tetapi kekhawatiran terhadapnya meningkat selama seminggu terakhir.
Rusia menguji rudal balistik Oreshnik barunya di Ukraina minggu lalu, dan Putin pada hari Kamis mengaku bahwa menembakkan beberapa senjata sekaligus akan memiliki kekuatan yang setara dengan serangan nuklir, atau hantaman "meteorit".
Kepala Kremlin mengatakan serangan semalam itu merupakan "respons terhadap serangan berkelanjutan di wilayah kami oleh rudal ATACMS (AS)".
"Seperti yang telah saya katakan berulang kali, akan selalu ada tanggapan dari pihak kami."
Zelensky: Eskalasi Ketiga
Serangan itu terjadi ketika warga Ukraina bersiap menghadapi musim dingin yang berat, dengan sebagian besar infrastruktur energi negara itu rusak akibat perang selama hampir tiga tahun, dan saat pasukan Rusia maju di Ukraina timur.
Putin mengisyaratkan bahwa ia memiliki harapan untuk masa jabatan kedua Trump. Ia menggambarkan kandidat Partai Republik itu sebagai "orang yang cerdas", yang mampu menemukan "solusi", tanpa menjelaskan secara rinci apa yang ia maksud.
Pemimpin Rusia itu berbicara beberapa jam setelah serangan semalam yang menyebabkan lebih dari setengah juta orang di wilayah Lviv barat Ukraina terputus aliran listriknya.
Para pejabat mengatakan, 280.000 orang lainnya di wilayah Rivne barat dan 215.000 orang di wilayah Volyn barat laut juga kehilangan aliran listrik.
Layanan darurat Ukraina mengatakan serangan Rusia pada malam hari mengakibatkan kerusakan di 14 wilayah di seluruh negeri, dengan wilayah barat negara tersebut terkena dampak paling parah.
Zelensky mengatakan Rusia juga telah menembakkan "bom tandan" selama serangan itu, dan menyebutnya sebagai "eskalasi taktik teroris Rusia yang sangat tercela".
Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis mengatakan serangan itu menunjukkan "urgensi" untuk mendukung Kyiv menjelang kembalinya Trump ke jabatannya pada bulan Januari.
“Serangan ini keterlaluan dan menjadi pengingat lain tentang urgensi dan pentingnya mendukung rakyat Ukraina dalam membela diri melawan agresi Rusia,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Wartawan AFP di ibu kota mendengar ledakan yang terjadi sepanjang malam saat sistem pertahanan udara menargetkan pesawat tak berawak dan rudal Rusia, penduduk setempat memadati sistem metro bawah tanah untuk perlindungan.
Kementerian energi mengatakan ini adalah serangan besar kesebelas Rusia terhadap infrastruktur energi sipil Ukraina tahun ini.
Seorang pejabat senior PBB, Rosemary DiCarlo, bulan ini memperingatkan bahwa serangan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina dapat menjadikan musim dingin ini sebagai "yang paling keras sejak dimulainya perang".
Putin Banggakan Rudal Baru
Sejak Moskow mengejutkan Barat dan Kyiv dengan menguji rudal balistik barunya di kota Dnipro minggu lalu, para pejabat Rusia memuji kekuatan senjata tersebut.
Di Astana, Putin mengatakan rudal Oreshnik dapat mengubah apa pun "menjadi debu" dan menghantam pada suhu yang sebanding dengan "permukaan matahari".
Ia mengatakan Rusia "dipaksa" untuk "menguji (senjata) tersebut dalam kondisi pertempuran" setelah serangan pertama Kyiv terhadap wilayah Rusia menggunakan ATACMS.
Putin mengatakan Oreshnik dapat melaju "sekitar tiga kilometer per detik".
Putin juga mengklaim Rusia mengetahui berapa banyak senjata jarak jauh yang diberikan kepada Kyiv dan di mana lokasinya.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan ancaman Putin untuk menyerang Kyiv merupakan "bukti kelemahan", seraya menambahkan bahwa Barat tidak akan gentar dengan kata-katanya.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: AFP
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Siswa SMK Hanyut di Air Terjun Lahat, Tim SAR Lakukan Pencarian
- 2 Menag Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 3 Dua Petugas Pemilu di Jatim Meninggal Dunia, Tujuh Orang Sakit
- 4 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 5 Calon Wakil Wali Kota Armuji Sebut Warga Surabaya Cerdas Gunakan Hak Pilih
Berita Terkini
- Jenderal Bintang Empat Ini Pimpin Serah Terima Jabatan Enam Pejabat Tinggi Polri
- Pengacara Optimis, Gugatan Warga Terkait Pembangunan Kedutaan India akan Dimenangkan
- Kabar Gembira, Presiden Prabowo Umumkan Upah Minimum Nasional 2025 Naik 6,5 Persen
- Dugaan Penyuapan, Penyidik KPK Dalami Pengadaan Via E-Katalog Pemprov Kalsel
- Perkuat Riset, UI Pamerkan 69 Karya Inovasi yang Bermanfaat untuk Masyarakat