Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 25 Feb 2025, 02:30 WIB

Konservatif Menang, Merz Jadi Kanselir Berikutnya

Pemimpin aliansi CDU/CSU, Friedrich Merz

Foto: AFP/ODD ANDERSEN

BERLIN - Partai konservatif Jerman menang telak dalam pemilu yang digelar Minggu (23/2), dengan pemimpin mereka, Friedrich Merz, ditetapkan menjadi kanselir berikutnya. Kemenangan aliansi CDU/CSU pimpinan Merz diikuti oleh partai sayap kanan AfD di tempat kedua setelah perolehan suara yang memecahkan rekor.

Dalam pidatonya, Merz mendesak pembentukan pemerintahan koalisi baru secepatnya, dan memperingatkan bahwa sementara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sedang menggerakkan perubahan cepat dan mengganggu, sehingga ia menegaskan bahwa "dunia tidak akan menunggu mereka".

Menurut hitung cepat pada pukul 20.00 GMT, aliansi CDU/CSU pimpinan Merz memenangi lebih dari 28 persen, mengalahkan Partai Sosial Demokrat (SPD) pimpinan Kanselir Olaf Scholz yang hanya mengantongi perolehan suara terendah sepanjang sejarah yaitu sebesar 16 persen.

Merz yang adalah rival politik lama partai mantan kanselir Angela Merkel, telah bersumpah untuk menindak tegas imigrasi ilegal. Ia berharap dapat memenangkan kembali suara dari AfD yang kebangkitannya telah mengejutkan banyak orang.

Untuk saat ini, AfD akan tetap menjadi oposisi dan semua partai lain telah berjanji untuk menjauhkannya dari kekuasaan dan dengan tegas menyatakan tak akan bekerja sama dengan partai itu. Namun pemimpin AfD, Alice Weidel, kembali mengatakan partainya siap memerintah dengan CDU/CSU.

Pemerintahan Koalisi

Sebelum Merz, 69 tahun, mengambil alih, ia harus membentuk pemerintahan koalisi baru yang merupakan sebuah proses politik yang seringkali berlarut-larut dan ia berjanji untuk menyelesaikannya sebelum Paskah.

Untuk membangun mayoritas, Merz mungkin pertama-tama menghubungi SPD. Merz juga bisa mendekati Partai Hijau, yang memperoleh 12 persen, meskipun partai saudara CDU di Bavaria, CSU, sejauh ini menolaknya.

Mitra potensial lainnya adalah FDP yang nyaris gagal memenuhi ambang batas lima persen untuk bisa kembali duduk di parlemen.

Merz berpendapat bahwa pemerintahan Jerman berikutnya harus dengan berani menanggapi kekhawatiran AfD terkait migrasi dan juga memperbaiki ekonomi yang sedang terpuruk, sambil memperingatkan bahwa jika tidak, partai ekstrem kanan mungkin akan menang pada putaran berikutnya.

"Taruhannya tidak bisa lebih tinggi lagi," kata analis politik dan penulis Michael Broening. "Partai-partai arus utama Jerman secara konsisten gagal meyakinkan para pemilih untuk menolak sayap kanan, dan pemilu ini bisa menjadi kesempatan terakhir mereka untuk membalikkan keadaan," imbuh dia.

Broening pun menegaskan bahwa kekuatan demokrasi harus menemukan solusi untuk masalah-masalah negara dan jika partai-partai yang berkuasa di Jerman gagal kali ini, mereka mungkin tidak akan menjadi yang berkuasa untuk waktu yang lama. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.