Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Pulau Bogisa, Serpihan Kayangan yang Jatuh di Laut

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Di Kabupaten Gorontalo Utara ada sebuah pulau cantik. Saking indahnya pulau tersebut seolah serpihan dari kayangan yang jatuh di laut.

Saat ini Pulau Bogisa berstatus tidak berpenghuni. Secara administratif, pulau cantik itu letaknya di Desa Moluo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara.
Daya tarik dari pulau yang berada di tepi Laut Sulawesi itu adalah hamparan pasirnya yang menakjubkan. Di sisi selatan pulau, pasir pantainya memanjang menjorok ke laut membentuk huruf L. Dengan panjang mencapai 450 meter dan lebar sekitar 50 meter, hamparan pasir ini seolah membelah lautan.
Uniknya, ada dua ombak yang datang dari dua sisi.
Hamparan pasir ini yang menjadi pembeda dari Pulau Bogisa dengan pulau-pulau kecil lain membuat perhatian para pelancong belakangan ini. Ditambah jernihnya air laut yang bebas dari sampah, membuat siapapun tergoda untuk berenang di dalamnya.
Pada pulau utamanya, ditumbuhi pepohonan hijau yang rapat. Sedangkan pada bibir pantainya, berderet pohon nyiur yang mencirikan pantai tropis. Beristirahat di bawah pepohonan tersebut sambil minum air kelapa segar merupakan kenikmatan yang tiada tara.
Sekeliling Pulau Bogisa dengan luas 3 hektare, ditumbuhi dengan terumbu karang yang lebih luas dari pulaunya. Di tempat ini, wisatawan biasanya melakukan snorkeling atau menyelam untuk menikmati pemandangan bawah laut yang menawan.
Aktivitas snorkeling menjadi agenda yang wajib bagi yang mendatangi ke pulau ini. Ikan-ikan badut yang bersembunyi di sela-sela karang dengan mudah dijumpai. Biota laut lainnya seperti ubur-ubur dan kuda laut merah, bintang laut, akan muncul bak menyambut para pengunjung yang datang.
Untuk menyaksikan pemandangan bawah air pada tempat yang lebih dalam, bisa dijelajahi dengan menyelam atau diving. Sayangnya penyelam harus mempersiapkan peralatan sendiri, karena belum ada tempat penyewaan disini.
Saat menjelang senja warna langit dan mega yang berwarna kelam menjadi momen yang ditunggu. Langit senja yang memantul di air laut yang tenang, bisa menjadi background foto yang apik. Pemandangan yang satu ini yang paling ditunggu sebelum pengunjung kembali.
Di Pulau Bogisa, pengunjung juga bisa berkemah (camping). Namun untuk berkemah, pengunjung harus mempersiapkan perlengkapan sendiri.
Serunya, berkemah di pulau kecil yang jauh dari pemukiman dan cahaya perkotaan ini, menjadi tempat yang sempurna untuk melihat galaksi Bima Sakti di malam yang gelap, ditemani deburan ombak yang mengalun pelan.
"Keterasingan" wisatawan di Bogisa akan semakin sempurna karena pulau ini tidak memiliki fasilitas yang bisa dinikmati, seperti misalnya penginapan atau warung. Hanya ada kapal-kapal yang beberapa kali singgah, untuk mengantar dan menjemput pengunjung kembali. Selebihnya wisatawan benar-benar dibiarkan sendiri.
Untuk "Healing"
Untuk mereka yang ingin melepas kejenuhan dan segudang masalah di kepala, Pulau Bogisa adalah tempat sempurna. Inilah pulau untuk healing, menyingkir dari rutinitas yang membuat orang lupa dengan hakikat dirinya.
Namun diakui untuk sampai di pulau perawan yang tersembunyi itu tidak mudah. Dari Kota Gorontalo, ibu kota provinsi, wisatawan harus melakukan perjalanan ke Pelabuhan Kwandang sejauh 64,9 kilometer dalam durasi waktu 1 jam 46 menit. Selanjut perjalanan dilanjutkan dengan menaiki perahu ketinting dari pelabuhan tersebut menuju pulau dalam waktu 45 menit.
Sepanjang perjalanan, wisatawan tidak akan pernah jemu. Karena selain pemandangan laut biru, perjalanan laut ini akan melewati sisi dari beberapa pulau cantik seperti Pulau Ponelo, Lito Mohinggito, Pulau Saronde dan pulau-pulau lain.
Setelah mendekati pulau, wisatawan harus turun dan berjalan untuk menuju tepi pantai karena tidak ada dermaga di Pulau Bogisa ini. "Namun jangan takut, karena perairannya cukup dangkal dan kedalamannya hanya sampai mata kaki saja," tulis laman visitgorontalo.id. hay/I-1

Menginap di Cottage Ala Maladewa

Di sebelah selatan Pulau Bogisa, dengan luas yang kurang lebih sama, terdapat Pulau Saronde. Karakter pulau ini hampir sama yaitu pulau hijau dengan pasir putih bersih, dengan pepohonan hijau. Pengunjung bisa melakukan aktivitas snorkeling, menyelam, menaiki banana boat, dan lainnya.
Yang membedakan dengan Pulau Bogisa yaitu di Pulau Saronde ini terdapat tempat untuk menginap. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bogisa nan elok namun ingin menginap, bisa singgah di pulau tersebut.
Cottage di Pulau Saronde didirikan di atas pantai, seperti penginapan mengapung di Maladewa. Desain atapnya berbentuk pelana dengan dua pilihan harga sesuai dengan fasilitas dan ukuran. Pilihan harga pertama yaitu 550.000 rupiah untuk 2 orang hingga 1.320.000 rupiah untuk 4 orang per malam.
Jika tidak ingin menginap di cottage dan hanya berkemah di pantai juga diperbolehkan. Keuntungannya tersedia fasilitas yang mandi cuci kakus (MCK) yang tidak tersedia di Pulau Bogisa.
Kemah di bawah rindangnya pohon cemara yang daunnya bersuara menderu ketika ditiup angin, ditemani riak ombak kecil yang pecah di bibir pantai menjadi nyanyian malam syahdu.
Pulau Saronde selama ini sering dimanfaatkan penginapan untuk acara gathering maupun rapat perusahaan. Pengelola Pulau Saronde juga menyediakan rumah makan yang siap dengan hidangan laut maupun makanan khas Gorontalo.
Di sini telah dilengkapi dengan fasilitas wisata pantai seperti kapal katamaran, banana boat dan fun boat. Pulau yang lebih dekat dengan Pelabuhan Kwandang ini juga menawarkan fasilitas snorkeling untuk melihat kekayaan bawah laut.
Istimewanya yaitu pulau ini memiliki Festival Pesona Saronde yang diadakan setiap tahun. Pada festival ini, tarian Saronde ditampilkan pada malam pertunangan berdasar adat Gorontalo.
Tarian ini diiringi musik rebana dan suara vokal dengan ritme lambat lalu semakin cepat. Pada saat festival, wisatawan bisa bercengkrama langsung dengan warga lokal sambil mencicipi aneka hiburan dan kuliner lokal khas yang disajikan.
Pulau Saronde saat ini merupakan salah satu tujuan wisata yang paling populer di Provinsi Gorontalo. Data Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, pada 2016 misalnya sebanyak 16.000 wisatawan mengunjungi pulau ini. Sebanyak 1.000 diantaranya adalah wisatawan asing.
Namun dari jumlah wisatawan itu, mayoritas tidak menginap atau hanya dalam satu hari perjalanan.
Untuk masuk pulau tersebut pengelola mengenakan tiket masuk sebesar 25.000 rupiah per orang. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top