Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 21 Des 2017, 01:00 WIB

Proyek Pembangunan PLTU Indramayu Mundur

Foto: istimewa

INDRAMAYU - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar) mundur dari yang direncanakan. Salah satunya karena belum ditandatanganinya kontrak kerja antara pihak PLN dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), selaku calon investor

General Manager PT PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT) 1, Ahmad Daryanto mengatakan untuk membangun PLTU Indramayu yang berkapasitas 2 x 1000 Mega Watt, PLN sudah mendapatkan kepastian investor dari Jepang yakni JICA namun karena beberapa persyaratan administrasi masih belum selesai, tanda tangan kontrak belum bisa dilakukan.

"Hanya masalah teknis saja, bukan terkait perijinan pembangunan apalagi adanya gugatan warga ke PTUN Bandung. Investor , apalagi investor besar tentunya ingin semuanya savety dulu baru kontrak disiapkan," ujarnya dalam Media Gathering PLN UIP JBT1 di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (20/12).

Awalnya pembangunan konstruksi PLTU bisa dilakukan pada 2017, namun hingga menjelang tutup tahun, pembangunan masih belum dapat dilakukan . Dia mengatakan kemungkinan pembangunan konstruksi dapat dilakukan akhir 2018 atau bahkan 2019.

Namun demikian, menurutnya pengunduran pembangunan konstruksi ini tidak akan menggaanggu target penambahan daya listrik dari Jabar untuk program nasional, pengadaan listrik 35 ribu Watt.

"Karena kontrak belum, maka pasti akan mundur pembangunannya. Pembangunan juga tidak bisa di buat cepat, sebab ini membangun pembangkit jadi ada standar kualitas dan waktu yang wajib dipenuhi," tegasnya.

Dia menyebutkan target awal operasional pada 2021, namun jika konstruksi baru dilakukan pada 2018, operasional PLTU baru bisa dilakukan pada 2022 atau 2023. Tahun depan, PLN kemungkinan baru memulai proses tender untuk pembangunannya.

Untuk membangun pembangkit tersebut dibutuhkan investasi sekitar 2,1 miliar dollar AS. Lahan yang sudah dibebaskan untuk pembangunan unit pembangkit mencapai 275,4 hektare.

"Ada 12 perijinan yang harus diselesaikan sebelum pembangunan, 10 sudah tinggal dua ijin lagi. Tidak ada masalah dengan amdal atau ijin lingkungan. Jadi kami juga sedang mengajukan banding atas putusan PTUN Bandung," ujarnya.

Teknologi Terbaru

Manajer Senior Konstruksi Regional Jawa Bagian Tengah, Octavianus Duha menambahkan teknologi yang dipakai untuk membangun pembangkit di Indramayu adalah yang terbaru dan lebih efesien dibandingkan pembangkit yang lainnya.

"Teknologi yang akan digunakan adalah Ultra Super Critical atau USC. Teknologi ini menghemat batu bara untuk memanaskan air sekaligus akan mengurangi emisi gas buang jadi semakin ramah lingkungan," ujarnya.

PLTU yang akan dibangun dengan kapasitas 2 x 1000 MW itu nantinya akan mampu menghasilkan listrik dengan harga yang lebih efesien. Boiler yang menggunakan teknologi USC memiliki Plant Effeciancy mendekati 48 persen.tgh/E-10

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.