Profil Singkat Usmar Ismail, Bapak Film Indonesia
Foto: IstimewaLahir di Bukittinggi pada 20 Maret 1921, Usmar Ismail dikenal sebagai sosok sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia. Usmar dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia atau Bapak Film Indonesia.
Diperingati setiap tanggal 30 Maret, hari film nasional kali ini mengusung tema "100 Tahun Usmar Ismail" sebagai momentum untuk mengenang karya Usmar Ismail.
Perjalanan Karir
Usmar menempuh pendidikan sekolah dasar di HIS Batusangkar, kemudian melanjutkan ke tingkat menengah pertama di MULO Simpang Haru dan hijrah ke Yogyakarta untuk meneruskan SMA di AMS. Mulai menunjukkan bakat di dunia sastra sejak SMP, kala itu Usmar bersama teman-temannya tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, di Pelabuhan Muara, Padang.
Di bangku SMA pun, Usmar memperdalam pengetahuan dramanya dan aktif dalam kegiatan drama di sekolahnya. Ia juga mulai mengirimkan hasil karyanya ke berbagai majalah.
Usmar dengan bakatnya berhasil bekerja di Keimin Bunka Sidosho (Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang).
Pada tahun 1943, ia mendirikan dan menjadi ketua Sandiwara Penggemar "Maya" bersama El Hakim, Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, Sudjojono, H.B. Jassin dan lainnya. Dalam bidang keredaksian dan kewartawanan pula, Usmar pernah menjadi pendiri dan redaktur harian Patriot dan redaktur majalah bulanan Arena, Yogyakarta. Pada periode 1946-1947, Usmar menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia.
Usmar memperdalam minatnya dengan lebih serius pada perfilman. Ia aktif sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film. Ia pernah menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN). BMPN mendorong pemerintah melahirkan "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada tahun 1967. Ia dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersamaDjamaluddin Malikdan para pengusaha film lainnya. Lalu, ia menjadi ketuanya sejak 1954 sampai 1965.
Karya Tulis
Drama
- Mutiara dari Nusa Laut(1943)
- Mekar Melati(1945)
- Sedih dan Gembira(1950)
Kumpulan Puisi
- Puntung Berasap(1950)
Karya Lainnya
- Pengantar ke Dunia Film
- Usmar Ismail Membawa Film(editor J.E. Siahaan) (1983)
Filmografi
- Harta Karun (1949)
- Tjitra (1949)
- Darah dan Doa(1950)
- Enam Djam di Djogja(1951)
- Dosa Tak Berampun(1951)
- Terimalah Laguku(1952)
- Kafedo(1953)
- Krisis(1953)
- Lewat Djam Malam(1954)
- Lagi-Lagi Krisis(1955)
- Tamu Agung(1955)
- Tiga Dara(1956)
- Delapan Pendjuru Angin(1957)
- Asrama Dara(1958)
- Pedjuang(1960)
- Toha, Pahlawan Bandung Selatan(1961)
- Amor dan Humor(1961)
- Anak Perawan di Sarang Penjamun(1962)
- Bajangan di Waktu Fadjar(1962)
- Holiday in Bali(1963)
- Anak-Anak Revolusi(1964)
- Liburan Seniman(1965)
- Ja, Mualim(1968)
- Big Village(1969)
- Ananda(1970)
Berita Trending
- 1 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 2 the Straits Times Memprediksi Presiden Prabowo Bersama Sembilan Presiden dan PM Negara Lain Jadi Pemimpin Dunia Berpengaruh
- 3 Kebijakan PPN 12 Persen Masih Jadi Polemik, DPR Segera Panggil Menkeu
- 4 Masuki Masa Pensiun, Kepala BSSN dan Kepala Basarna Diganti
- 5 Gara-gara Faktor Inilah, Pelantikan Kepala Daerah Terpilih di Provinsi Bali Diundur
Berita Terkini
- The Dramma Lepas ‘Terimakasih Tuhan Dia Begitu Indah’ Tutup Triloginya
- Tottenham Hotspur Perpanjang Kontrak Son Heung-min
- Catat, 15 Jenis Pekerjaan Ini Menurut WEF Bakal Berkembang Pesat pada 2030
- Ini Momen Penting STY Bersama Timnas Indonesia
- Penerbitan Izin Baru Penggunaan Air Tanah Jakarta Akan Disetop, Ini Alasannya