Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Pertanian - Pemerintah Intervensi untuk Jaga Stabilitas Harga Pangan secara Terukur

Produksi Pangan Terdampak La Nina

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Produksi beras tahun ini terkoreksi akibat dampak cuaca ekstrem La Nina. Kementerian Pertanian (Kementan) memasukkan angka koreksi empat persen dari potensi produksi gabah kering giling (GKG) pada Oktober-Desember 2021 yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Itu untuk mengantisipasi kehilangan produksi akibat banjir dan organisme pengganggu tanaman (OPT)," ucap Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Risfaheri, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (10/11).

Berdasarkan neraca pangan strategis nasional periode Januari-Desember 2021, terang dia, ketersediaan seluruh komoditas pangan pokok strategis diperkirakan aman hingga akhir 2021 dan mencukupi 1-3 bulan pada awal 2022. Dia melanjutkan neraca beras nasional sampai akhir Desember 2021 diperkirakan surplus 1,99 juta ton pada tahun berjalan, dan surplus 9,3 juta ton bila memperhitungkan carry over surplus tahun sebelumnya.

Neraca jagung nasional surplus 1,43 juta ton pada tahun berjalan, dan surplus 2,8 juta ton bila memperhitungkan carry over surplus tahun sebelumnya. Bawang merah surplus 128 ribu ton, bawang putih surplus 195 ribu ton. Selain itu, untuk daging sapi/ kerbau surplus 168 ribu ton, daging ayam ras surplus 377 ribu ton, gula pasir surplus 1,15 juta ton dan minyak goreng surplus 618 ribu ton, bila memperhitungkan carry over surplus tahun sebelumnya.

"Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan melalui web Logistik Pangan pada 2 November 2021, secara nasional harga pangan strategis sampai tiga bulan ke depan masih terpantau stabil," sebutnya.

Harga beras premium dan medium stabil pada 12.300 rupiah per kilogram (kg) dan 10.800 rupiah per kg, harga bawang merah 27.600 rupiah per kg, daging sapi murni 125.000 rupiah daging ayam ras 35.000 rupiah dan telur ayam ras 22.600 rupiah serta gula pasir 13.300 rupiah. Sementara itu, kenaikan harga terjadi pada komoditas cabai merah dan cabai rawit 32.000-36.000 rupiah per kg dan minyak goreng curah 16.700 rupiah per liter.

"Kenaikan harga komoditas hortikultura terutama cabai-cabaian saat ini dipicu oleh produksi turun di sejumlah wilayah sentra, karena musim panen yang mulai berakhir serta di adanya peningkatan kebutuhan menjelang natal dan tahun baru 2022," ujarnya.

Meskipun ketersediaan pangan secara umum diperkirakan aman, pemerintah tetap siap siaga mengantisipasi terjadinya kenaikan harga terutama untuk komoditas bawang merah, cabai, telur ayam, dan minyak goreng antara lain mendorong kelancaran pasokan pangan antarwilayah, dengan memberikan informasi harga dan pasokan setiap daerah kepada gapoktan dan pelaku usaha.

Intervensi Pemerintah

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKP, Sarwo Edhy, menjelaskan pihaknya melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan secara terukur antara lain melalui instrumen perhitungan neraca dan forecasting harga pangan strategis nasional untuk memperkiraan neraca dan harga pangan per bulannya.

"Untuk menstabilkan pasokan dan harga, pasti kami lakukan intervensi pasar, antara lain dengan memberikan fasilitasi biaya untuk pendistribusian dari wilayah surplus ke wilayah defisit, dan melakukan gelar pangan murah melalui Pasar Mitra Tani yang tersebar di daerah," ujar Sarwo Edhy.

Khusus masalah minyak goreng, menurut Sarwo Edhy, pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh instansi dan stakeholder.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top