Produksi Bawang Terganggu
Produksi bawang secara nasional turun akibat penurunan luas tanam dan anomali cuaca sehingga memicu serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
JAKARTA - Penurunan luas tanam bawang merah pada Maret lalu ikut mengganggu produksi bawang merah. Akibatnya, harga bawang merah merangkak naik sejak Mei 2022, terlebih lagi pada bulan tersebut terjadi anomali cuaca cukup ekstrem.
Dampaknya, terjadi pergeseran musim tanam yang berimbas pada penurunan produksi. Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin kenaikan harga bawang merah diperkirakan tidak berlangsung lama.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Tommy Nugraha, mengatakan pihaknya berupaya mengamankan produksi bawang merah. Menurut dia, setiap bulan, pihaknya selalu memantau dan memperbarui data perkiraan produksi untuk 1-2 bulan mendatang, berdasarkan data terkini yang dihimpun dari berbagai sentra.
Ditjen Hortikultura, katanya, selalu menyampaikan perlunya kewaspadaan semua pihak terhadap upaya stabilisasi pasokan dan harga bawang merah. Semua dalam pantauan dan terkendali, termasuk permasalahan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan dampak iklim.
"Percepatan tanam telah kami maksimalkan di lapangan. Kami optimistis pasokan dan harga bawang merah Juni-Juli ini akan kembali normal, sudah banyak panen di berbagai sentra yang siap dipasok ke pasar-pasar seluruh Indonesia" tandasnya, di Jakarta, Minggu (12/6).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya