Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lonjakan Harga - Produksi Bawang Merah Nasional pada April-Mei 2022 Turun 11 Persen

Produksi Bawang Terganggu

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penurunan luas tanam bawang merah pada Maret lalu ikut mengganggu produksi bawang merah. Akibatnya, harga bawang merah merangkak naik sejak Mei 2022, terlebih lagi pada bulan tersebut terjadi anomali cuaca cukup ekstrem.

Dampaknya, terjadi pergeseran musim tanam yang berimbas pada penurunan produksi. Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin kenaikan harga bawang merah diperkirakan tidak berlangsung lama.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Tommy Nugraha, mengatakan pihaknya berupaya mengamankan produksi bawang merah. Menurut dia, setiap bulan, pihaknya selalu memantau dan memperbarui data perkiraan produksi untuk 1-2 bulan mendatang, berdasarkan data terkini yang dihimpun dari berbagai sentra.

Ditjen Hortikultura, katanya, selalu menyampaikan perlunya kewaspadaan semua pihak terhadap upaya stabilisasi pasokan dan harga bawang merah. Semua dalam pantauan dan terkendali, termasuk permasalahan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan dampak iklim.

"Percepatan tanam telah kami maksimalkan di lapangan. Kami optimistis pasokan dan harga bawang merah Juni-Juli ini akan kembali normal, sudah banyak panen di berbagai sentra yang siap dipasok ke pasar-pasar seluruh Indonesia" tandasnya, di Jakarta, Minggu (12/6).

Berdasarkan Data Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) terpantau penambahan luas tanam pada April dan Mei di berbagai sentra, baik di Jawa maupun luar Pulau Jawa. Alhasil, panen bawang merah dalam beberapa hari ke depan di sentra, seperti Bima, Pati, Brebes, dan Probolinggo akan makin marak.

Berdasarkan data Early Warning System (EWS) Direktoral Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional pada April 2022 sebesar 157.121 ton, sementara pada Mei sebesar 153.513 ton.

Meskipun produksi April-Mei 2022 turun sebesar 11 persen, namun secara neraca kumulatif dari produksi bulan sebelumnya terkalkulasi masih mampu memenuhi kebutuhan nasional. Produksi nasional bawang merah tahun lalu bahkan mencapai dua juta ton, dan tahun ini diperkirakan tidak akan terpaut jauh.

Sejak 2017 hingga saat ini, Indonesia tercatat sudah tidak mengimpor bawang merah segar/konsumsi. Peningkatan luas tanam di bulan April-Mei 2022 mengindikasikan bahwa produksi bulan Juni-Juli 2022 akan berangsur normal kembali.

Masih Terkendali

Sekjen Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), M Ikhwan Arif, memaparkan adanya penurunan produksi pada April-Mei tidak terlalu mengkhawatirkan. Meski demikian, pihaknya menyebut secara nasional, penurunan produksi bawang merah masih dalam kondisi terkendali.

"Luas tanam pada April di Brebes saja lebih dari 3.300 hektare. Belum lagi di daerah lain, seperti Bima, Probolinggo, dan Solok. Pasokan untuk Juni-Juli ini dipastikan akan berangsur normal kembali," kata Ikhwan.

Terkait pemberitaan yang menyebut 80 persen bawang merah gagal panen, Ikhwan meluruskan hal tersebut.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top