Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Problem BPJS Kesehatan

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Dari sisi tenaga kesehatan dan penyelenggara layanan, membeludaknya pasien membuat kewalahan. Animo besar masyarakat menjadi peserta BPJS Kesehatan tak berbanding lurus dengan faskes dan tenaga kesehatan. Satu per satu masalah muncul dan mulai dikeluhkan baik oleh tenaga kesehatan, penyelenggara layanan, maupun pasien. Seiring dengan itu, BPJS Kesehatan juga mulai mengetatkan dan mengubah sejumlah aturan. Ini mulai kenaikan premi untuk kelas I dan II. Kemudian, jenis penyakit yang harus ditangani Faskes I saja, tanpa dirujuk ke RS. Keharusan mendaftarkan seluruh anggota keluarga serta denda dan sanksi penunggak.

Layanan BPJS Kesehatan dengan premi murah membuat masyarakat berbondong-bondong menyerbu Faskes I maupun RS. Mereka mulai beralih dari berbagai pengobatan alternatif atau tradisional ke medis. Ketika euforia masyarakat mulai melandai seiring ketatnya kebijakan baru BPJS Kesehatan , kunjungan pasien ke berbagai layanan kesehatan tetap ramai. Ini sebuah kondisi bahwa ada persoalan kesehatan besar bagi masyarakat.

Secara umum masyarakat belum memiliki kualitas kesehatan yang baik. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti konsumsi tidak sehat, gaya hidup kurang baik, dan kualitas lingkungan yang terus menurun.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah penyakit mengalami peningkatan peringkat secara signifikan. Contoh, penyakit jantung dan pembuluh darah yang pada tahun 1990-an tidak masuk dalam 10 besar, pada tahun 2000-an menduduki peringkat kelima. Dalam beberapa tahun terakhir langsung menduduki posisi nomor dua. Begitu juga dengan diabetes melitus yang pada tahun 1900-an tidak terlalu jelas disebut dalam 10 besar penyakit mematikan, tahun 2000-an menjadi penyakit mematikan keenam. Pada 2014 menduduki peringkat ketiga.

Terselenggaranya Universal Health Coverage (UHC) yang optimal semestinya tidak hanya melibatkan masyarakat secara formal melalui keanggotaan dan preminya. Yang penting kesiapan mereka secara pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan. Mereka juga harus paham bahwa penjaga kesehatan utama terbaik adalah diri mereka masing-masing.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top