Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Etika Berpolitik | Semua Pihak Harus Tinggalkan Sikap dan Ucapan yang Memecah Belah

Presiden Kesal Perilaku Sontoloyo

Foto : ANTARA/PUSPA PERWITASARI

SERUKAN KERUKUNAN | Presiden Joko Widodo didampingi Menristek Dikti M Nasir (tengah) dan Ketua Umum PGI Henriette Tabita Hutabarat (kanan) saat membuka Pertemuan Pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Agama Kristen Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10). Presiden meminta para pimpinan gereja dan Rektor Universitas Kristen Indonesia untuk menyerukan kerukunan dan menjunjung tinggi keragaman ras, suku, budaya serta agama di Indonesia sebagai kekayaan bangsa.

A   A   A   Pengaturan Font

Namun, lanjut Presiden hal tersebut kembali terganggu karena adanya perbedaan politik yang tidak disikapi dengan bijak. Terlebih, adanya oknum politik yang memanas-manasi masyarakat.

"Masalah kebangsaan kita yang sudah 73 merdeka sebetulnya nilainya sudah A. Negara lain melihat kita terkagum-kagum. Ada 714 suku, 17 ribu pulau, 260 juta orang. Para founding father juga sudah rampung. Nilainya A, yang melihat ini dari luar. Kalau di PT, ini cumlaude, tetapi garagara pilihan bupati, walikota, gubernur, presiden. Ini awalnya, padahal 5 tahun ada," ucap Kepala Negara.

Presiden menuturkan dengan adanya isu politik yang memakai cara-cara yang tidak beradab dan sesuai tata krama keindonesiaan tersebut, kebangsaan dan keberagaman jadi terganggu kembali.

"Dengan dipakai cara politik adu domba, fitnah, memecah belah, katena hanya untuk merebut sebuah kekuasaan, semua itu dihalalkan," jelas Presiden.fdl/AR-3

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top