Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencairan APBD

Presiden Instruksikan Pemda Segera Belanjakan Anggaran

Foto : ANTARA/HAFIDZ MUBARAK A

RAKORNAS PENGENDALIAN INFLASI - Presiden Joko Widodo berbincang dengam Gubernur BI Perry Warjiyo (kanan) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/8). Diperkirakan inflasi bisa lebih tinggi dari batas atas sasaran 3 persen, plus minus 1 persen hingga akhir tahun karena masih tingginya harga pangan dan energi global serta gangguan cuaca.

A   A   A   Pengaturan Font

Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Aloysius Gunadi Brata, yang diminta pendapatnya, mengatakan realisasi belanja daerah (APBD) memang perlu khususnya untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi daerah. Bahkan menjadi sangat penting bagi daerah-daerah yang belanja pemerintahnya masih dominan. Karena itu, realisasi yang lambat harusnya dihindari.

Berdasarkan regulasi, pemda memang dimungkinkan untuk menyimpan atau menginvestasikan/mendepositokan uang milik daerah dalam rangka manajemen kas, tentu sejauh tidak mengganggu likuiditas daerah, tugas daerah, dan kualitas pelayanan publik.

"Tapi ini hanya untuk jangka pendek. Investasi yang dilakukan juga dalam rangka mendapatkan manfaat ekonomi, sosial, maupun lainnya," jelasnya.

Maka dari sisi regulasi, bila kelambatan realisasi belanja APBD ini terjadi terus-menerus, mungkin regulasi terkait harus ditinjau/disesuaikan kembali, misalnya dengan menekankan pada indikator-indikator yang benar-benar terukur.

Lebih jauh, mungkin tepat ada semacam sanksi bagi pemda yang sengaja lamban dalam merealisasikan belanjanya dan bahkan berlama-lama mendepositokan uangnya di bank. Sanksi tersebut juga dengan dasar bahwa pertumbuhan ekonomi daerah adalah juga bagian dari pemulihan ekonomi nasional. Artinya, pemda-pemda yang sengaja memperlambat realisasi belanjanya sama artinya tidak cukup mendukung kepentingan nasional.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top