Presiden Filipina Perintahkan Deeskalasi di LTS
Panglima Filipina l Panglima militer Jenderal Romeo Brawner (tengah) berbicara dengan awak media di markas Angkatan Bersenjata Filipina di Manila pada Kamis (4/7). Dalam pernyataannya, Jenderal Brawner mengatakan bahwa Presiden Ferdinand Marcos Jr telah memerintahkan angkatan bersenjata untuk meredakan ketegangan di LTS.
Panglima Filipina menegaskan bahwa Presiden Marcos Jr telah memerintahkan agar angkatan bersenjata redakan ketegangan di LTS.
MANILA - Presiden Ferdinand Marcos Jr telah memerintahkan angkatan bersenjata negaranya untuk meredakan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan (LTS), kata panglima militer Filipina pada Kamis (4/7), setelah terjadi perselisihan dengan Tiongkok mengenai misi untuk memasok pasukan Filipina di wilayah perairan dangkal yang diperebutkan.
Instruksi Marcos muncul setelah Manila dan Beijing menyepakati perlunya memulihkan kepercayaan dan keyakinan untuk mengelola sengketa maritim dengan lebih baik dalam putaran perundingan yang diselenggarakan Manila pada tanggal 2 Juli lalu.
Namun hal ini tidak menghentikan militer Filipina untuk meminta Tiongkok mengembalikan senjata api yang disita penjaga pantainya dari personel Angkatan Laut Filipina dan membayar 60 juta peso sebagai kompensasi atas kerusakan kapal yang terlibat dalam misi pengiriman pasokan ke Second Thomas Shoal pada Juni.
"Saya menuntut pengembalian tujuh senjata api," kata panglima militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner, kepada wartawan setelah konferensi komando dengan Marcos Jr. "Kami menuntut Tiongkok membayar 60 juta peso atas kerugian yang mereka timbulkan selama peristiwa itu," imbuh dia.
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya