Presiden Ekuador Umumkan Perang Melawan Kartel Narkoba
Tentara Ekuador saat operasi keamanan di lingkungan miskin Guayaquil, Ekuador, Jumat (12/1).
"Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengaku sangat khawatir dengan memburuknya situasi di negara itu serta dampaknya yang mengganggu kehidupan warga Ekuador," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric.
Diplomat utama AS untuk Amerika Latin, Brian Nichols, mengatakan Washington sangat prihatin, berjanji untuk memberikan bantuan dan tetap berhubungan erat dengan tim Noboa.
Kedutaan dan konsulat Tiongkok di Ekuador menangguhkan layanan kepada masyarakat, sementara Prancis dan Russia menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke negara tersebut.
Peru mengumumkan keadaan darurat di perbatasannya dengan Ekuador, dan mengirimkan 500 petugas polisi dan tentara tambahan untuk mengamankan perbatasan. Tentara Kolombia juga mengumumkan pihaknya memperkuat keamanan perbatasan.
Geografi dan korupsi merupakan salah satu alasan mengapa negara yang tadinya damai ini berubah menjadi pusat kejahatan terorganisir transnasional. Ekuador berbatasan dengan dua produsen kokain terbesar di dunia, Kolombia dan Peru.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya