Populasi Lansia Mengancam Model Pertumbuhan Ekonomi Baru Tiongkok
Para lansia di sebuah taman di Beijing, Tiongkok 16 Januari 2024.
Li Zhulin, 50 tahun, seorang pengangguran dari provinsi barat laut Shaanxi khawatir karena hanya mengandalkan uang pensiun suaminya sekitar 5.000 hingga 7.000 yuan (697 hingga 975 dollar AS) per bulan ketika suaminya pensiun pada tahun 2027 setelah berkarir di sebuah perusahaan milik negara.
Li telah mengurangi pengeluaran dan menjelajahi internet untuk mencari tip perencanaan keuangan guna mencoba "mengurangi beban" bagi putri satu-satunya. "Selain menghidupi keluarganya sendiri jika dia menikah, dia juga akan merawat empat orang lanjut usia," kata Li.
Masyarakat Tiongkok secara tradisional mengharapkan anak-anak untuk menghidupi orang tua mereka secara finansial seiring bertambahnya usia dan sering kali dengan tinggal bersama untuk merawat mereka.
Namun seperti di banyak negara Barat, urbanisasi yang pesat telah menggeser kaum muda ke kota-kota besar dan jauh dari orang tua mereka, sehingga mendorong semakin banyak warga lanjut usia yang bergantung pada perawatan diri atau pembayaran pemerintah.
Ahli demografi Universitas Wisconsin-Madison, Yi Fuxian, memeperkirakan, meskipun lima pekerja mendukung setiap pensiunan Tiongkok pada tahun 2020, rasio ini akan menurun menjadi 2,4 pekerja pada tahun 2035 dan 1,6 pada tahun 2050.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya