
Polusi Memacu Peningkatan Klaim Kesehatan dari ISPA
Foto: Sumber: Dinas Kesehatan DKI Jakarta - KORAN JAKARTJAKARTA - Polusi udara di wilayah Jabodetabek dalam beberapa waktu terakhir dinilai sebagai pemicu meningkatnya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akhir-akhir ini.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan tren peningkatan klaim kesehatan akhir-akhir ini banyak diajukan oleh pemegang polis dengan keluhan ISPA.
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, saat memaparkan kinerja semester I-2023 industri asuransi jiwa di Jakarta, Kamis (24/8), mengatakan adanya kesamaan pola kenaikan klaim pada perusahaan-perusahaan asuransi jiwa yang berkaitan dengan kualitas udara di Ibu Kota akhir-akhir ini yang masuk pada kategori buruk dan tidak sehat.
Sebelumnya, jelas Budi, kasus ISPA pada 2021 lalu hanya berada di posisi top 15 penyakit yang diajukan klaimnya oleh pemegang polis. Saat ini, ISPA menjadi penyakit nomor 1 atau yang paling banyak mendapat pengajuan klaim.
"Sebelumnya di tahun 2021 berada di top 15, kemudian semakin menanjak di tahun 2022 menjadi posisi 4 dan saat ini berada di posisi puncak," kata Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AAJI, Novita Rumngangun, mengatakan di antara beberapa klaim dalam asuransi jiwa, kenaikan terjadi pada klaim kesehatan yang meningkat sebanyak 35,3 persen menjadi 9,39 triliun rupiah pada semester I-2023, dibanding periode yang sama tahun 2022 dengan nilai klaim kesehatan 6,94 triliun rupiah.
"Dampak polusi ini tentunya ada kaitannya dan berdampak juga terhadap klaim kesehatan," kata Novita.
Dia mengakui belum ada angka yang jelas secara keseluruhan industri, namun menurutnya, terdapat tren peningkatan klaim kesehatan yang salah satunya disebabkan ISPA.
Sebagai contoh, di salah satu perusahaan asuransi di Indonesia melaporkan data klaim kesehatan yang menunjukkan bahwa ISPA merupakan penyakit dengan jumlah pengajuan klaim tertinggi yakni mencapai 9.300 kasus pada periode Januari sampai Mei 2023.
Perusahaan asuransi tersebut menerima 760 pengajuan klaim terkait rawat inap, 8.181 pengajuan klaim terkait rawat jalan, serta 416 pengajuan klaim terkait kategori lainnya dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
"Peningkatan paling tinggi terdapat pada pembayaran klaim asuransi kesehatan perorangan yang mencapai 5,89 triliun rupiah atau naik 36,1 persen," kata Novita.
Sulit Dikendalikan
Berdasarkan data IQAir, selama sepekan ini tercatat kualitas udara di DKI Jakarta pada Senin (21/8) di level 147 (tidak sehat bagi kelompok sensitif ), pada Selasa (22/8) di level 158 (tidak sehat), pada Rabu (23/8) di level 155 (tidak sehat), dan pada Kamis (24/8) di level 156 (tidak sehat).
Pengamat ekonomi dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan kenaikan klaim kesehatan selain karena kualitas udara yang buruk juga karena perubahan cuaca, dan lainnya. "Kalau karena kualitas udara dan perubahan cuaca lebih sulit dikendalikan dan diperbaiki," ungkap Esther
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 2 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 3 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 4 Kemdiktisaintek Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Indonesia-Australia
- 5 Brigade Beruang Amankan Pembalak Liar di Suaka Margasatwa Kerumutan
Berita Terkini
-
PSU Pilkada di 24 Daerah Habiskan Rp719 Miliar, Pakar: Cerminan Buruknya Tata Kelola Pemilu di Indonesia
-
Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
-
Wacana Hakim Tunggal di Pengadilan Negeri, Pakar UGM Ingatkan Risiko Keadilan
-
University of Queensland Sosialisasikan Peluang Studi dan Beasiswa bagi Mahasiswa Yogya
-
Ciptakan Pengalaman Mobilitas Bebas Khawatir Jelang Lebaran, Bluebird Optimalkan Pelayanan